Menu

Baru Meniti Karier? Biar Untung, Waspadai 5 Kesalahan Finansial Ini Ya, Beauty!

18 Mei 2021 11:10 WIB

Ilustrasi orang sedang mengitung uang (Unpslash/Artem Beliakin)

HerStory, Bandung —

Menginjak usia 20-an biasanya menjadi waktu di mana kamu akan mendapatkan pengasilan atas usaha sendiri.

Punya penghasilan sendiri dan bisa memenuhi kebutuhan pribadi memang terdengar menyenangkan ya, Beauty. Dengan begitu, kamu akan belajar mandiri tanpa bergantung pada pemberian orang tua.

Tetapi yang namanya belajar, pasti ada saja kesalahan yang dilakukan. Ini juga berlaku saat kamu mulai mendapatkan penghasilanmu sendiri. Kurangnya literasi keuangan bisa menjerumuskanmu pada beberapa kesalahan yang seharusnya bisa kamu hindari.

Supaya kamu lebih paham dan berhati-hati, berikut adalah lima kesalahan yang sering dilakukan first jobber seperti dikutip dari Finansialku, (18/05/2021).

1. Gak Punya Tujuan Keuangan

Gak punya tujuan keuangan adalah kesalahan keuangan pertama yang banyak dilakukan first jobber.

Dengan memilki tujuan keuangan, artinya kamu memiliki dasar tujuan untuk melakukan perencanaan keuangan kamu.

Misal ketika kamu meiliki tujuan keuangan untuk mempersiapkan dana pernikahan, maka kamu akan melakukan perencanaan keungan untuk mencapai tujuan keuangan ini.

Dari mulai rutin menabung setiap bulannya sesuai dengan target untuk mencapai tujuan keuangan kamu.

Karena kebanyakan first jobber merasa gak punya tujuan keuangan sehingga sering kali tak melakukan investasi atau menabung untuk mencapai tujuan keuangannya.

2.  Gak Punya Dana Darurat

Dana darurat ini seperti pondasi dalam suatu piramida keuangan. Sebelum kamu mulai berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan, maka hal yang paling mendasar yang harus kamu penuhi terlebih dahulu adalah dana darurat.

Untuk kamu first jobber yang masih single, kebutuhan dana darurat yang harus dipenuhi adalah 6 kali dari pengeluaran bulanan.

Dana darurat sangat penting untuk mengatasi kondisi di luar rencana kita, misalkan sakit atau pun PHK maka besar kemungkinan kamu akan mengalami kebangkrutan atau menimbulkan utang jika gak punya dana darurat.

3. Hobi Ngutang

Menjadikan utang sebagai gaya hidup merupakan kesalahan terbesar bagi first jobber.

Banyak orang yang beranggapan bahwa memiliki utang merupakan motivasi untuk kerja, namun anggapan itu sudah pasti salah.

Mereka yang hobi berhutang adalah mereka yang gak sadar kalau utang merupakan jebakan.

Kebanyakan first jobber banyak melakukan kesalahan utang di kartu kredit, utang konsumtif, dan KTA.

Menjadikan kartu kredit sebagai kartu ajaib yang bisa mewujudkan keinginan tanpa mengetahui kondisi keuangan adalah kesalahan besar.

Pahami bahwa kartu kredit dan sejenisnya merupakan kartu utang yang harus bisa kita penuhi cicilannya secara penuh bukan hanya cicilan minimumnya saja.

4. Gak Punya Asuransi

Banyak first jobber yang gak membeli asuransi kesehatan karena merasa sudah memiliki BPJS dari perusahaan. Namun apakah kamu yakin BPJS cukup dengan kebutuhan kamu?

Setelah kamu memastikan kebutuhan dana darurat kamu terpenuhi, maka sebelum melangkah untuk melakukan perencanaan tujuan keuangan kamu, pastikan bahwa kamu sudah memiliki proteksi yang cukup dengan kebutuhan keuangan kamu.

Risiko sakit bisa saja terjadi kapan saja dan pada siapa saja, maka amit-amit jika suatu hari kamu tidak memiliki asuransi kesehatan dan terkena risiko besar kemungkinan dana daruratmu akan habis digunakan.

5. Merasa Belum Waktunya Pensiun

Sebagai first jobber yang baru memiliki pekerjaan kadang merasa, buat apa persiapkan dana pensiun dari sekarang? Ah masih lama ini!

Masa pensiun adalah masa dimana kita sudah tak memiliki pendapatan namun masih memiliki kebutuhan pengeluaran.

Pada masa ini kamu harus pastikan kebutuhan dana pensiun kamu sudah terpenuhi dengan mempersiapkannya sejak kamu memilki pendapatan di masa produktif.

Jika kamu menunda-nunda untuk berinvestasi untuk kebutuhan pensiun, maka waktu tidak akan terasa berjalan begitu cepat, jangan sampai akhinya kamu sampai dimasa pensiun mu, kamu masih belum memiliki persiapan secara finansial.