Anak bermain dengan mainan saat mandi (Unsplash/Nathan Dumlao)
Anak kedua ternyata memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan saudara-sudaranya. Menurut Alfred Adler, seorang dokter sekaligus psikologi berkebangsaan Austria, anak yang dibesarkan di lingkungan yang sama, di rumah yang sama, dan oleh orang tua yang sama bisa menerima perlakuan yang berbeda karena urutan kelahiran mereka.
Ini merupakan fakta anak kedua yang harus diwaspadai, Moms. Ini bisa terjadi jika orang tua lebih pedua dengan anak pertama dan anak terakhir sehingga anak kedua merasa kurang diperhatikan.
Akibat merasa diperlakukan tidak adil, anak kedua cenderung sering melakukan perlawanan agar keinginannya terpenuhi. Ini yang menyebabkan anak kedua sering kali susah diatur.
Stigma bahwa anak pertama yang umumnya menjadi kebanggan keluarga serta anak terakhir yang selalu dimanja membuat anak kedua kerap merasa rendah diri.
Karena ingin melawan dominasi dari kakak atau adiknya, anak kedua memungkinkan untuk melakukan persaingan dengan saudaranya. Ini dilakukan agar anak bisa mendapatkan pengakuan dalam keluarga.
Tak jarang anak kedua gagal dalam berkompetisi dengan saudara-saudaranya. Ini yang membuat dirinya cenderung menjadi sosok yang pengalah, penyabar dan tidak egois.
Posisinya sebagai anak tengah dalam keluarga membuat dirinya menjadi mandiri. Ia akan cenderung lebih bebas dna tidak bergantung pada orang lain.
Meskipun anak kedua memiliki berbagai tantangan dalam lingkungan keluarga, anak kedua ternyata tumbuh dengan sifat istimewa ketika ia berada di lingkungan sosial. Berikut beberapa sifat yang dimiliki oleh anak kedua ketika berada di lingkungan sosial menurut penelitian terhadap sejumlah keluarga dalam buku The Secret Power of Middle Children.
Anak kedua mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Ini membuat anak kedua mudah bersosialisasi dan menjalin pertemanan dengan orang lain.
Anak kedua terlatih untuk menempatkan dirinya di antara saudara yang lebih tua atau lebih muda. Ini bermanfaat bagi dirinya ketika ia berada di lingkungan sosial karena membuatnya menjadi sosok yang pandai memahami orang lain.
Fakta anak kedua yang berikutnya, yakni terampil dalam bernegosiasi dan mendamaikan teman atau saudara yang berseteru.
Karakternya yang friendly dan easy going membuat dirinya menjadi sosok yang menyenangkan ketika berada di lingkungan sosial.
Catherine Salmon, Ph. D, profesor psikologi dari University of Redlands yang berfokus pada psikologi keluarga dan urutan kelahiran menyatakan bahwa dalam menghadapi konfli, anak kedua memilki beberapa karakter sebagi berikut.
Anak kedua tidak suka berkonfilk dan cenderung menjadi sosok yang mengalah dan justru mendaimaikan teman atau sudara yang berseteru.
Keinginannya untuk tidak berkonflik membuat anak kedua cenderung menjadi sosok peneurut meskipun bertolak belakang dengan pendapatnya.
Karena tidak suka berkonflik, anak kedua sering kali mendiamkan masalah. Ini bisa berefek buruk bagi anak.
Anak kedua mudah bekerja sama dan cenderung mudah meletakkan kepercayaannya pada orang lain.
Itulah beberapa fakta dan kepribadian anak kedua ketika berada di berbagai situasi. Jangan lupa untuk terus memberi perhatian kepada anak kedua agar ia tidak memiliki rasa diabaikan.