Menu

Cek Nih! Ini Jurus Resto Ayam Hayam Wuruk Bertahan dari Badai Pandemi

12 Agustus 2021 14:11 WIB

Banner Ayam Goreng Tulang Lunak Hayam Wuruk

HerStory, Bogor —

Terkait dengan kebijakan PPKM yang berdampak pada berbagai bidang usaha, khususnya F&B, bisnis kuliner Ayam Goreng Tulang Lunak ‘Hayam Wuruk’ adalah salah satu yang terdampak.

Dimas Setyo Jatmika, selaku Business Developmnet Manager Ayam Goreng Tulang Lunak ‘Hayam Wuruk’, mengatakan selain penggunaan transaksi digital, salah satu strategi yang diadopsi pihaknya demi bertahan di tengah pandemi ini adalah dengan memanfaatan jasa pengiriman daring.

Tak hanya itu, sambung Dimas, pihaknya juga beradaptasi dengan menjual makanan dalam bentuk frozen food.

“Intinya, dengan adanya kebijakan PPKM ini, saya selalu menekankan karyawan itu adalah dengan membuang pikiran negatif. Karena biasanya, semua yang negatif itu akan terjadi. Kita edukasi ke karyawan agar tak mudah menyerah. Gimana kita menjualnya? Ya kita jual online, kita buat juga frozen food. Dan alhamdulilah, dengan strategi itu, penjualan kita makin tinggi.” terang Dimas, dalam webinar ‘ShopeePay Talk: Adaptasi Lintas Generasi, Kobarkan Semangat Majukan Negeri’, Kamis (12/8/2021).

Dimas melanjutkan, kini, pemasaran lewat media sosial, bahkan e-commerce, terus digencarkannya demi bertahan pada masa pandemi ini.

“Untuk bisnis kuliner ini, terlebih di masa pandemi, tantangannya jauh lebih besar, ya. Tapi selama kita punya satu produk yang beda dan market menyukainya, saya kira bisnis itu akan bertahan.” ujarnya.

Lantas, bagaimana cara Ayam Hayam Wuruk menyikapi kompetitor yang ada? Soal itu, Dimas mengaku tak mempermasalahkannya.

Yang terpenting, kata dia, pihaknya mampu beradaptasi dalam berbagai keadaan, berinovasi, menjaga kualitas, dan kompak, agar bisnis yang dijalankan bisa terus bertahan dan berkembang.

“Kita gak khawatir soal competitor yang menduplikat menu kita. Ayam Hayam Wuruk sendiri, saat bertemu dengan competitor, itu kita bukannya tersaingi, kita punya tim RND sendiri, begitu menu yang dibuat ditiru orang lain, kita bikin lagi yang berbeda. Siklus dari menu itu sendiri, pada saat orang rindu menu lama, itu kita akan rilis lagi selang 6-10 th kemudian, menu itu kita rolling,” papar Dimas.

“Kami juga melakukan riset pasar secara rutin guna menghadirkan varian menu baru dan memberikan kepuasan kepada seluruh pelanggan kami. Selain itu, kami juga menerima pembayaran melalui layanan pembayaran digital seperti ShopeePay karena hasil riset kami menunjukkan bahwa pelanggan cenderung memilih metode pembayaran yang praktis dan aman, terutama pada masa pandemi. Pelanggan juga tertarik untuk menggunakan metode pembayaran digital karena beragam promo menarik yang ditawarkan," tuntasnya.

Gimana nih, Beauty, tertarik gak mengadopsi tipsnya?

Artikel Pilihan