Menu

Jangan Sepelekan Merawat Gigi Si Kecil Moms, Ikuti Panduan Dokter Berikut Ini Ya!

24 Agustus 2021 09:15 WIB

Ilustrasi anak perempuan sedang menggosok gigi. (Pinterest/morganmanagesmommyhood.com)

HerStory, Bogor —

Saat ini, beberapa orang tua mungkin berpikiran tak perlu terlalu memerhatikan kesehatan gigi anak, terlebih jika anak itu masih bayi. Namun, anggapan tersebut salah lho, Moms. Pasalnya, gigi susu atau gigi sulung yang pertama kali tumbuh pada anak justru harus dirawat sejak dini.

Pemahaman orang tua yang seperti itu disayangkan oleh drg. Muhamad Zakki, Sp.KGA dari Rumah Sakit Gigi dan Mulut Yarsi. Gigi susu memang akan tanggal dengan sendirinya, namun bukan berarti kesehatan gigi dan mulut anak dapat diabaikan.

Pria yang akrab disapa drg Zakki itu justru mengingatkan bahwa kualitas gigi si anak itu berbanding lurus dengan kualitas hidupnya. Jadi, meskipun gigi susu akan diganti, orang tua wajib memperhatikan dan menjaganya.

“Gigi susu meski dianggap sepele, akan diganti, nyatanya sangat bisa mempengaruhi kualitas hidup si kecil. Bisa dibayangkan ketika si kecil sakit gigi, itu pasti akan uring-uringan. Kalau anaknya yang uring-uringan, yng repot kan orang tua. Jika giginya sakit maka ia akan malas makan, maka akan terganggu juag kualitas makannya. Jadi kualitas gigi si anak ini akan berbanding lurus dengan kualitas hidupnya, jadi meskipun gigi susu akan diganti, kita wajib memperhatikan dan menjaganya,” papar drg Zakki, di acara  IG Live ‘Menjaga Kesehatan Gigi Anak di Rumah Selama Pandemi’, sebagaimana dipantau HerStory, Senin (23/8/2021).

drg Zakki bilang, dalam merawat gigi si kecil, kunci utamanya adalah pembiasaan sedini mungkin. Jadi, sebaiknya orang tua sudah membiasakan merawat gigi si kecil justru dari si anak belum punya gigi.

“Ya, merawat gigi anak itu harusnya dimulai saat si anak justru belum mempunyai gigi. Jadi sehabis makan itu gigi dan mulut anak harus dibersihkan dengan kasa steril. Kemudian jika si anak sudah muncul gigi, biasanya paling cepat itu usia 6 bulan, bisa dilanjutkan juag membersihkan giginya. Jadi dengan pembiasaan sedini mungkin itu gak bikin si anak jadi merasa aneh ketika suatu saat dia kita meminta dia membersihkan gigi,” terang drg Zakki.

Lantas, di usia biasa sebaiknya anak dibawa ke dokter gigi untuk perawatan? drg Zakki bilang, menurut rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), orang tua disarankan mengajak anak ke dokter gigi saat gigi susu si anak pertama kali si anak muncul.

“Biasanya pada usia 6-10 bulan, atau paling telat itu pada saat ulang tahun pertama si anak. Tujuannya apa? Supaya nanti orang tua itu bisa melihat atau dapat arahan dari dokter cara merawat gigi, merawat karies pada anak, karen banyak hal-hal sepele yang biasanya orang tua itu abai,” ujar drg Zakki.

Kemudian, terkait bagaimana perawatan gigi anak yang benar, drg Zakki menuturkan bahwa di sini peran orang tua sangatlah penting. Dimana, orang tua sendiri harus jadi role model untuk anak.

Orang tua pun harus menerapkan disiplin ke anak, seperti harus menyikat gigi dua kali sehari dan menerapkan pola makanan yang sehat dan sempurna untuk anak.

 “Yang paling penting itu orang tua harus menjadi contoh bagi anaknya. Jangan sampai orang tua menyuruh anaknya sikat gigi 2 kali sehari, tapi dia sendiri gak sikat gigi. Yang penting itu disiplin, 2 kali sehari sikat giginya, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Kemudian juga makanan si kecil harus diperhatikan asupannya. Jangnn terlalu banyak mengandung gula atau tepung. Apabila terlalu banyak maka akan membuat gigi si kecil rentan karies,” terang drg Zakki.

Tak hanya itu, lanjut dr Zakki, orang tua pun jangan membiarkan anak menyikat giginya sendiri. Orang tua memang harus melatih anak menyikat giginya sendiri, tapi untuk finishing-nya sendiri, sangat butuh peran orang tua.

“Harus diingat juga, untuk anak hingga usia 6 tahun, itu orang tua harus membantu menyikat gigi si anaknya, jangan beranggapan ‘oh anaknya udah pintar, tidak usah dibantu’, jangan begitu. Karena motorik si anak untuk mampu menyikat giginya dengan sempurna itu belum dapat sebelum dia usia 6 tahun. Malah ada juga yang menyampaikan sampai usia 8 tahun itu orang tua harus membantu sikat gigi. Anak dilatih sikat gigi sendiri gak apa-apa tapi finishing-nya itu wajib orang tua yang membantunya. Jangan dibiarkan dia menyikat gigi sendiri,” pesan drg Zakki.

Menyoal pasta gigi yang cocok untuk anak, dr Zakki menyarankan, untuk anak usia di bawah 2 tahun sebaiknya menggunakan pasta gigi yang tidak ber-flouride, karena dikhawatirkan akan ikut tertelan oleh anak. Sementara untuk anak usia 2 tahun ke atas, justru disarankan menggunakan pasta gigi ber-flouride. 

“Yang pasti semuanya harus dalam pengawasan orang tua juga, tetap harus hati-hati dalam menggunakan pasta gigi ber-floride. Jadi jangan sesuatu yang baik itu jadi kurang baik karena penggunaannya yang kurang pas,” imbuh drg Zakki.

Untuk panduannya sendiri, untuk anak di bawah 2 tahun, panduannya, pasta giginya hanya sebesar biji beras. Jangan terlalu banyak karena tujuannya untuk menghindari tertelan oleh si anak. Tapi kalau anaknya sudah bisa berkumur dengn baik, bisa ditambah ukurannya jadi sebesar kacang hijau. Jadi banyak juga kesalahan di masyarakat itu, menurut mereka pasta giginya makin banyak itu beranggapan akan semakin bersih, padahal tidak,” tegas drg Zakki.

Nah Moms, jangan salah lagi ya terkait merawat gigi si kecil. Semoga informasinya bermanfaat ya!