Menu

Baby Spa: Sekadar Tren atau Terbukti Bermanfaat? Begini Penjelasan Dokter Moms, Simak Yuk!

31 Agustus 2021 11:15 WIB

Ilustrasi spa bayi (Freepik/bearfotos)

HerStory, Bogor —

Dewasa ini, sepertinya kita tak asing lagi melihat berbagai salon spa khusus bayi bermunculan. Maraknya fenomena baby spa ini memang terasa sejak beberapa tahun belakangan, terutama di kalangan masyarakat urban.

Berbagai aktivitas menarik, baik untuk bayi maupun si ibupun  gencar ditawarkan. Namun, sejauh manakah manfaat baby spa? Apakah baby spa hanya sekedar tren?

Terkait hal itu, Dokter Spesialis Anak, dr. S.T.Andreas, M.Ked (Ped), Sp.A, pun memberikan pandangannya sendiri.

Dr Andreas, begitu ia kerap disapa, mengatakan, menilik artinya, kata spa sendiri merupakan akronim dari bahasa Latin sanitas per aqua, yang berarti air untuk kesehatan.  Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa spa awalnya merupakan terapi yang dilakukan dengan mandi atau berendam. Biasanya, spa bayi pun diawali dengan pijat bayi.

dr Andreas menuturkan, menurut The American Massage Therapy Association, pijat bayi dapat dilakukan dengan memegang, menggerakkan, dan atau memberi tekanan pada tubuh.

“Secara ilmiah, pijat bayi ini bermanfaat untuk meningkatkan berat badan, menstimulasi perkembangan anak, memperbaiki pola tidiur, menjaga kesehatan kulit, dan proses bonding,” kata dr Andreas, sebagaimana dikutip dari HerStory dari Instagram pribadinya, @dr.andreas.spa, Selasa (31/8/2021).

Kemudian, menyoal terapi air sendiri, kata dr Andreas, biasanya bayi diajak untuk berendam dalam bak kecil dengan tubuh, terutama bagian leher disangga pelampung. Bayi kemudian bebas menggerakkan lengan dan tungkainya, menyerupai keadaan di dalam kandungan.

Dr Andreas bilang, terapi air ini sering dikaitkan dengan stimulasi perkembangan (bayi bebas menggerakkan kaki dan tangan seperti dalam kandungan). Namun faktanya, kata dia,  secara ilmiah hal ini belum terbukti.

“Sayangnya, bukti ilmiah terapi air masih sedikit dan umumnya merupakan penelitian pendahuluan dengan jumlah subyek yang minim, tukasnya.

Terkait hal di atas, lanjut dr Andreas, American Academy of Pediatrics (AAP) pun mengeluarkan pernyataan bahwa pada bayi di bawah 1 tahun, tujuan berendam adalah sebatas memberikan kesenangan dan meningkatkan ikatan antara bayi dan orang tua. Belajar berenang tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 1 tahun.

Dikatakan dr Andreas, pada tahun 2000, AAP juga mengeluarkan rekomendasi bahwa program renang pada anak sebaiknya dimulai setelah usia 4 tahun.

Jadi, fakta tentang spa dan juga berenang menurut AAP bahwa untuk belajar berenang adalah di usia 4 tahun, sedangkan rekomendasi untuk stimulasi adalah pijatan pada bayi,” bebernya.

Dr Andreas pun melanjutkan, dalam rekomendasi AAP itu, tanpa pelatihan khusus, bayi umumnya memperlihatkan gerakan renang rudimenter, seperti dog paddle saat berada dalam air. Namun, kemampuan berenang yang kompleks baru dapat dicapai ketika perkembangan motor anak mencapai tahap usia 4-5 tahun.

Dan, apabila anak diajari berenang lebih dini, waktu yang diperlukan untuk menguasai gerakan ternyata lebih lama dibandingkan dengan anak yang dilatih berenang di atas usia 4 tahun.

Kemudian terkait baby spa ini, dikutip dari laman idai.or.id, kesimpulannya secara umum adalah baby spa bermanfaat dalam menciptakan rasa senang dan meningkatkan ikatan bayi dan orang tua. Dan, pijat bayi pun berpengaruh positif terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan bayi serta hubungan ibu-anak. Bukti pendahuluan menunjukkan terapi air atau berenang bermanfaat dalam pertumbuhan dan perkembangan. 

Nah, jika Moms hendak membawa si kecil untuk spa ataupun terapi air, maka selain memperhatikan aspek rekreasi bagi si kecil, aspek keamanan saat terapi air juga perlu diutamakan.Terapi air harus dilakukan di bawah pengawasan orang tua dan pelatih berpengalaman.