Pandemi virus corona Covid-19 belum juga berakhir sampai saat ini. Bahkan, Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan kasus pasien positif Covid-19.

Hal tersebut disampaikan oleh pakar epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman. Menurutnya, Indonesia tinggal menunggu waktu untuk terkaman Covid-19 gelombang ketiga.

"Masalahnya kapasitas testing. Ini yang membuat kebangkitan potensi kasus akan besar," kata Dicky, Minggu (26/9/2021).

Bila dibanding dengan Singapura, Indonesia disebut masih di bawah 50%. Saat ini, Singapura tengah dibuat gontai dengan serangan covid-19. Negeri Singa Putih bahkan sampai harus kembali melakukan lockdown kepada jutaan warganya.

"Jelas bahwa potensi peningkatan akan terjadi," tambahnya.

Apalagi, sejak 2 Agustus terdapat peningkatan mobilitas di wilayah Jawa-Bali secara signifikan. Hal tersebut diketahui dari data Kemenkes RI dan laporan Organisasi Kesehatan Duani (WHO) yang dirilis pada 15 September 2021.

Menurut data, ada empat wilayah tercatat memiliki mobilitas tinggi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.

Mobilitas itu terjadi saat vaksinasi belum lengkap, upaya 3T belum memadai, dan melonggarnya protokol kesehatan 5M yang terjadi di daerah. 

Yang bikin dag-dig-dug, peningkatan mobilitas yang tercatat sudah menyamai kondisi sebelum pandemi. 

Dengan berpatokan data yang ada, Dicky memprediksi Desember akan menjadi mimpi buruk untuk Indonesia.

Dicky berpendapat sebaiknya memperkuat respons soal PPKM. Menurutnya, Indonesia bisa belajar dari Norwegia yang menahan pembatasan level satu hingga hampir setengah tahun.

"Kita cenderung kalau ada kabar baik lebih banyak longgar, ketika buruk menjadi ketat. Ini yang menjadi potensi kelemahan sehingga kita bisa menjadi mengalami situasi yang buruk lagi," sebutnya.