Kekerasan dalam rumah tangga identik dengan melukai fisik. Padahal, kekerasan dalam rumah tangga tak melulu identik dengan pemukulan dan penyiksaan fisik. 

Kekerasan juga bisa berbentuk secara psikis, pelecehan mental, dan emosional. 

Tak sedikit dari mereka yang menyadari kalau ternyata selama ini mereka sudah mendapatkan tindakan kekerasan non fisik oleh pasangannya. 

Untuk lebih jelasnya, seperti dilansir dari laman sindikasi Dewiku.com (19/10/2021), berikut 4 jenis kekerasan dalam rumah tangga selain kekerasan fisik yang penting untuk diketahui. 

Over protektif

Melindungi pasangan tentu adalah hal yang baik. Sayangnya jika berlebihan, itu bisa jadi bentuk kekerasan. Misalnya, pasangan mencoba untuk melacak apa yang kamu lakukan sepanjang hari, dan memberikan alasan sebagai bentuk dari rasa kepeduliannya.

Mengisolasi diri dan pasangan secara sosial

Menjadi seorang introvert dan orang yang terisolasi secara sosial adalah dua hal berbeda. Jika dia menolak berbaur dengan orang lain dan menghentikanmu untuk bergaul dengan orang lain, kemungkinan besar mereka termasuk dalam kelompok yang terakhir.

Orang yang terisolasi secara sosial tak akan menunjukkan upaya untuk berbicara dengan orang lain dan hanya menginginkan kamu untuk diri mereka sendiri.

Membatasi pergaulanmu

Membatasi teman-temanmu, telepon yang masuk, serta mengubah kata sandi media sosialmu, merupakan tanda-tanda pasangan tak mempercayai kamu dan ingin mengendalikan hidupmu sepenuhnya.

Ini adalah jenis pelecehan emosional yang hampir tak bisa dikenali. Mengontrol aktivitas kamu adalah sesuatu yang tak boleh dilakukan pasangan.

Bertingkah seolah-olah semuanya normal

Setelah langkah drastis seperti itu, jika pasanganmu tampak baik-baik saja dan berpikir seolah-olah tak terjadi apa-apa, kamu perlu memikirkan kembali keputusan untuk tetap menjalin hubungan dengannya