Menu

Waspada! Brittle Diabetes Lebih Rentan Dialami Wanita, Kenali Tanda-tandanya Beauty!

24 November 2021 20:25 WIB

Ilustrasi seorang wanita memeriksakan kadar gula darahnya. (Pinterest/LIVESTRONG.COM)

HerStory, Sukabumi —

Penyakit diabetes dapat menyerang siapapun tanpa mengenal umur, status sosial juga jenis kelamin. Namun, pada jenis brittle diabetes cenderung lebih rentan menyerang wanita. 

Brittle diabetes merupakan kondisi kadar gula darah sulit dikendalikan karena naik turun atau labil. Bahkan bisa menjadi pertanda dari diabetes melitus yang sudah cukup parah. 

Brittle diabetes umumnya terjadi pada diabetes tipe 1, meski begitu tak menutup kemungkinan diabetes tipe 2 pun bisa mengalaminya. 

Disampaikan dr. Sara Elise Wijono, MRes melalui klikdokter.com (24/11/2021), pemicu brittle diabetes karena pola makan yang tak teratur, kerusakan saraf dan faktor psikologis seperti stres atau depresi

Menurut National Center for Advancing Translational Sciences, pengobatan terapi insulin mungkin juga bisa menyebabkan naik turunnya kadar gula darah.

Faktor Risiko

Selain karena diabetes tipe 1, faktor risiko brittle diabetes juga akan meningkat apabila:

  1. Berjenis kelamin wanita.
  2. Ketidakseimbangan hormon.
  3. Berat badan berlebih.
  4. Berusia 20-an atau 30-an.
  5. Gangguan mental seperti stres dan depresi. 

Gejala Brittle Diabetes

Jika kondisi gula darah sedang rendah akan ditemukan gejala berupa kelelahan, pusing, sakit kepala, mudah lapar, penglihatan kabur, gemetar, dan sulit tidur. 

Sedangkan apabila gula darah cukup tinggi dapat menyebabkan sering haus dan buang air kecil, lemas, perubahan penglihatan dan kulit kering. 

Memang nampak serupa dengan gejala diabetes tipe 1, hanya saja terdapat perbedaan dimana gejala tinggi rendahnya gula darah bisa datang secara bergantian dan tiba-tiba.

Bahaya yang mengintai dari brittle diabetes diantaranya kenaikan berat badan berlebih yang berujung obesitas, masalah pada kelenjar adrenal, penyakit tiroid dan depresi.

Selain itu tak menutup kemungkinan kadar gula darah yang sulit dikendalikan ini bisa meningkatkan risiko penurunan kesadaran sampai koma. 

Artikel Pilihan