Menu

Awas! Gangguan Kecemasan Bisa Picu Penyakit Jantung, Hempaskan dengan Cara Ini Beauty

19 Januari 2022 13:33 WIB

Ilustrasi anak yang sedang stres. (Pinterest/Freepik)

HerStory, Bogor —

Beauty, kita semua pasti pernah mengalami cemas dan stres, kan? Tapi, waspada ya jika kondisi tersebut terjadi berulang-ulang, bisa jadi kamu memang mengalami gangguan kecemasan, Beauty.

Berbicara soal gangguan kecemasan sendiri, kondisi ini jangan diremehkan. Pasalnya, hal ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-harimu, Beauty. Di Amerika sendiri, diperkirakan 40 juta orang dewasanya, atau 19,1i populasinya, berurusan dengan jenis gangguan kecemasan.

Mulai dari rasa takut dan khawatir yang berlebihan hingga jantung yang berdebar kencang, dada yang berdebar kencang, dan sesak napas, gejala kecemasan dapat berdampak buruk pada tubuh, terutama jantung.

Tapi, dengan intervensi yang tepat, kamu dapat belajar mengatur detak jantung dan mengurangi dampak kecemasan terhadap kesehatan jantungmu, Beauty. Dengan cara apa?

Simak tipsnya berikut ini sebagaimana dikutip dari Insider.com, Rabu (19/1/2022).

Kecemasan meningkatkan detak jantung dan berhubungan dengan penyakit jantung

Gangguan kecemasan berhubungan dengan takikardia atau detak jantung yang cepat, menurut Johns Hopkins Medicine. Seiring waktu, ini dapat memberi tekanan ekstra pada jantung, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Sebagai contoh, sebuah meta-analisis 2010 menemukan bahwa mereka yang mengalami kecemasan memiliki 26% peningkatan risiko terkena penyakit arteri koroner, yang merupakan jenis penyakit jantung yang paling umum.

Menurut tinjauan 2016 di laporan Psikiatri, gangguan kecemasan juga dikaitkan dengan gagal jantung, dan kesehatan kardiovaskular yang buruk secara keseluruhan.

Brian Isaacson, MD, MBA, Direktur Program Departemen Psikiatri di AtlantiCare Regional Medical Center, mengatakan, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa orang dengan kecemasan memiliki peningkatan tingkat gangguan irama jantung, termasuk palpitasi dan detak prematur.

Lantas, bagaimana cara menurunkan detak jantung dari kecemasan?


Saat kamu mengalami serangan panik atau gangguan kecemasan, Asosiasi Kecemasan dan Depresi Amerika mengatakan bahwa nyeri dada dan palpitasi sebagai respons terhadap peningkatan detak jantung adalah hal yang biasa. Tapi faktanya, serangan panik sering disalahartikan sebagai serangan jantung.

Pada orang dengan kecemasan yang terdiagnosis, Isaacson mengatakan bahwa langkah pertama adalah mengobati kecemasan yang mendasarinya, yang dapat dilakukan melalui terapi perilaku kognitif (CBT), obat-obatan seperti antidepresan, atau kombinasi keduanya.

Selain CBT, beberapa metode lain dapat membantu mengelola detak jantung dan palpitasi. Intervensi ini tidak hanya dapat membantu menurunkan detak jantungmu, tetapi juga dapat mengajarimu cara mengelola kecemasan dari waktu ke waktu, yang berpotensi mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

1. Bangun dan bergerak

Aktivitas fisik dan olahraga dapat membantu kamu dalam mengelola kecemasan dan stress, Beauty. Sebuah meta-analisis 2019 dalam jurnal Depression and Anxiety menemukan bahwa dibandingkan dengan orang dengan gangguan kecemasan yang melaporkan aktivitas fisik rendah, orang yang beraktivitas fisik tinggi lebih terlindungi dari gejala kecemasan yang berkembang.

Isaacson menunjukkan bahwa meskipun olahraga dapat membantu mengatasi kecemasan, olahraga juga diketahui menurunkan detak jantung saat istirahat, yang menjadikannya salah satu faktor terpenting untuk kesehatan jantung.

"Olahraga adalah metode penting untuk mengelola kecemasan, terutama jika Anda memiliki penyakit jantung, karena memberikan manfaat langsung ke sistem kardiovaskular," katanya.

2. Luangkan waktu untuk ‘bernafas’

Berpartisipasi dalam metode relaksasi seperti pernapasan dalam dan relaksasi otot progresif dapat membantu mengurangi kecemasan dan detak jantung.

"Pernapasan dalam membantu merangsang saraf vagus, yang menyebabkan aktivitas dalam sistem saraf dan membantu mengurangi bahan kimia yang menyebabkan respons 'lawan atau lari'. Hal ini dapat menyebabkan penurunan denyut jantung dan tekanan darah, dan juga dapat meningkatkan beberapa neurotransmiter yang meningkatkan rasa kecemasan yang berkurang," kata Isaacson.

Untuk melatih pernapasan dalam, cobalah mencari tempat yang tenang dan ikuti langkah-langkah ini:

  • Duduk atau berbaring dan tutup matamu, Beauty.
  • Tarik napas perlahan melalui hidung. Jika kamu baru mengenal jenis pernapasan ini, letakkan tangan di dada. Kamu akan merasakannya naik saat menarik napas.
  • Buang napas perlahan melalui mulut.
  • Ulangi ini sesering yang diperlukan.

3. Lakukan meditasi

Sebuah studi dari Michigan Technological University menemukan bahwa setelah melakukan satu jam meditasi, peserta memiliki detak jantung yang lebih rendah dan pengurangan beban pulsatil aorta, yang merupakan formula yang menentukan jumlah perubahan tekanan darah antara diastol dan sistol setiap detak jantung, kemudian mengalikan angka ini dengan detak jantung.

Nah Beauty, intinya, kecemasan dapat meningkatkan detak jantungmu dam dapat menempatkanmu pada risiko masalah kardiovaskular di masa depan. Untuk menenangkan hati yang cemas, cobalah latihan pernapasan dan lakukan meditasi kesadaran. Gak cuma itu, kamu harus lebih aktif bergerakdan berolahraga, karena ini dapat membantu menurunkan detak jantungmu dari waktu ke waktu. Semoga informasinya bermanfaat, ya!