Menu

Wah! Inilah Marie Curie, Wanita Pertama Peraih Nobel!

06 Juli 2020 22:45 WIB

Marie Curie Wanita Pertama Peraih Nobel!

HerStory, Jakarta —

Tahun 1910 silam sebuah perusahaan di New Jersey bernama Radium Luminous Material Corporation mempekerjakan wanita lulusan SMA untuk mengetes bahan pewarna yang bisa menyala dalam gelap, dimana pekerja ini diperintah untuk memulas kuku dan giginya menggunakan sejumlah kecil cat berbahan dasar radium. Dalam sehari, para wanita ini bisa mengulang uji coba sebanyak ratusan kali dalam sehari, loh!

Sedihnya, 10 tahun kemudian wanita ini meninggal dunia satu persatu karena penyakit aplastic anemia atau kondisi saat sumsum tulang belakang gagal mereproduksi sel darah baru. Dilansir dari The Atlantic, wanita ini dinyatakan terkontaminasi paparan zat radioaktif sehingga harus dimakamkan dalam peti mati berlapis timah. Mereka dijuluki Radium Girl karena hal ini.

Radium ini ternyata bisa menimbulkan gangguan kesehatan jangka panjang sehingga tahun 1938 radium dilarang sebagai bahan baku merek dagang. Radium pertama kali ditemukan dan dimurnikan oleh ilmuwan bernama Marie Curie yang dibantu suaminya, Pierre. Memulai percobaan ditahun 1890, Curie gak menyangka bahan radioaktif ini akhirnya membunuh banyak orang, bahkan dirinya sendiri.

Marie Curie ini terlahir dengan nama Manya Salomee Sklodowska pada tahun 7 November 1867 di Warsawa, Polandia. Barbara Goldsmith dalam biografi Obsessive Genius: The Inner World of Marie Curie (2011) menyebut Manya sebagai “Si Jenius Yang Obsesif” karena Manya sangat suka belajar dan menjadi bintang di kelasnya.

Kematian ibu dan saudarinya pada tahun 1878 membuat wataknya keras dan makin terobsesi membaca berbagai macam buku, apalagi buku ilmu. Ia juga jarang bicara dan suka menyendiri. Menurut catatan dari Smithsonian Magazine, Manya mendapat banyak dorongan dari ayahnya supaya menuntut ilmu setinggi-tingginya hingga menjadi guru bagi anak-anak dan mulai menabung.

Usia ke 24 tahun membuat Manya berhasil untuk melanjutkan sekolah ke Perancis. Tiba di Paris pada 1891, Manya mengganti namanya jadi Marie dan sibuk belajar di Universitas Sorbonne. Marie juga bekerja membersihkan tabung-tabung percobaan di laboratorium kampus. Kerasnya Marie pada diri sendiri dibuktikan dengan ia yang hanya makan roti oles mentega untuk tetap mencukupi biaya hidupnya.

Marie mendapat gelar sarjana di bidang fisika pada tahun 1893 dan menjadi sarjana di bidang matematika pada tahun 1894. Tahun 1893, Marie bekerja sebagai peneliti di laboratorium milik gurunya. Akhirnya Marie pun menikah dengan Pierre dan pada tahun 1898 mereka meneliti tentang radiasi yang dipelopori oleh Henri Becquerel. Mereka akhirnya berhasil menemukan bahwa radiasi berasal dari peluruhan inti atom yang tidak stabil. Fenomena ini kemudian dia beri nama radioaktivitas. Marie kemudian berhasil menemukan unsur radioaktif pertama yang diberi nama polonium.

Trombetta dalam tulisannya menjelaskan bahwa polonium dinamai berdasarkan negara Polandia. Marie yang semenjak kecil dikepung perasaan nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, merasa dapat menggunakan penemuan tersebut untuk meningkatkan kesadaran tentang perjuangan untuk kemerdekaan Polandia. Pierre yang mengagumi kecerdasan istrinya setuju pada keputusan itu.

Selanjutnya Marie dan Pierre menemukan substansi lain, radium. Zat ini ternyata mendapat perhatian berbagai penjuru Eropa! Namun untuk menjaga disalahgunakannya zat ini akhirnya mereka gak memublikasikan temuan terakhir itu.

Pada Desember 1903, Marie dan Pierre Curie dianugerahi Nobel Fisika atas penelitian mereka terhadap fenomena radioaktivitas. Marie Curie menjadi wanita pertama dalam sejarah yang menerima penghargaan ini.

Sejak mulai bekerja bersama pada 1894, baik Marie maupun Pierre hampir setiap hari terpapar zat radioaktif di tempat kerja yang kurang layak. Philipp Blom dalam bukunya The Vertigo Years: Europe, 1900-1914 (2008), menyebut keduanya bekerja di sebuah ruangan beratap kaca yang sangat pengap saat musim panas tiba. Meski demikian, Marie mengaku cukup menikmatinya.

Belum sempat efek samping radium diteliti lebih jauh, Pierre meninggal dunia akibat tertabrak kereta kuda yang kelebihan muatan di jalanan Paris pada 19 April 1906. Menurut Anna Gasi?ska dalam “Life and Work of Marie Sklodowska-Curie and her Family” (1999, PDF), Marie bekerja semakin keras bagi perkembangan ilmu pengetahuan demi menutupi rasa depresinya. Dia menolak uang santunan yang diberikan pemerintah Perancis dan mengatakan akan menghidupi anak-anaknya seorang diri.

Fisikawan terkemuka seperti Ernest Rutherford, Albert Einstein, Paul Langevin, and Max Planck, terang-terangan menyanjung hasil kerja Marie. Albert Einstein bahkan menyebut Marie bekerja terlalu keras hingga membuat “jiwanya seperti tiram yang tidak bisa mengekspresikan kegembiraan atau rasa sakit”.

Pada 1911, Marie Curie mendapat Nobel keduanya di bidang kimia atas jasanya memurnikan unsur radium dan polonium. Pada Desember 1911, Marie berangkat ke Stockholm ditemani saudara perempuannya, Bronya, dan putrinya, Irene untuk mengambil hadiah ini.

Sepanjang hidupnya, Marie Curie dikenal sebagai ilmuwan perempuan paling produktif dan meninggalkan banyak catatan penting. Sayangnya, dokumen pribadi Marie ini disimpan di perpustakaan nasional Perancis dan beberapa dokumen lainnya terpapar radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.

4 Juli 1934 atau 86 silam Marrie Curie meninggal pada usia 66 tahun karena sakit anemia. Paparan radiasi dari botol-botol tabung uji coba yang disimpan selama 37 tahun diduga hal yang menurunkan kesehatannya, loh! Ia akhirnya dimakamkan dalam peti mati dengan tiga lapis timah di Pantheon. Dilansir dari The New York Times, Maria Curie dijuluki sebagai peraih dua Nobel di bidang fisika dan kimia sebagai “Martir Bagi Dunia Sains”.