Illustrasi anak suka teriak-teriak (iStockPhoto)
Semakin anak tumbuh, akan semakin tinggi pula kecenderungan anak untuk melakukan beebagai hal yang sebenarnya nggak patut untuk dicontoh. Salah satunya kebiasaan anak yang suka berteriak, baik pada moms, orang lain, atau di depan publik.
Selain tanpa alasan anak suka berteriak, sikap tersebut bisa terbentuk karena kebiasaan yang sudah melekat di kehidupan sehari-hari saat anak menjalani proses tumbuh kembang.
Jangan khawatit moms, saat anak sudah memasuki usia 1 tahun. Moms bisa melakukan beberapa upaya untuk mencegah dan menghadapi anak dari sikap suka berteriak. Dikutip dari Instagram @polaasuh.id, pahami dulu kenapa alasan anak suka berteriak.
Dengan berteriak, si kecil sadar bahwa ia bisa mendapatkan perhatian orangtuanya dengan cepat. Beberapa anak memang menjadikan teriakan sebagai ungkapan lain dari, "Mamah, ayo lihat aku!" saat hendak memanggil orangtuanya.
Anak juga bisa frustasi, frustasi karena permintaanya nggak dituruti oleh orangtuanya. Misalnya, ketika moms menolak untuk memberikan permen, anak akan berteriak kencang seakan mengatakan, "Pokoknya aku mau permen, pokoknya aku mau sekarang!"
Seperti yang kita tahu bahwa anak balita sedang mengalami fase egosentris. Ia nggak mau tahu bahwa ada yang tak nyaman dengan gaya bicaranya itu.
Pada usia balita ini kemampuan bicara atau berbahasanya sedang berkembang dengan pesat. Ia bisa mengutarakan sesuatu dengan kalimat yang utuh dan lancar. Kemudian melakukan "eksperimen" dengan berbicara keras seperti orang yang berteriak-teriak.
Anak usia balita bicara berteriak-teriak dikarenakan meniru sikap orang dewasa di sekitarnya. Untuk itu kita perlu mengevaluasi diri dan orang dewasa di lingkungan anak yang bisa jadi mencontohkan sikap tersebut.
Ketika anak sedang mengadapi ketidanyamanan, ia memilih berteriak-teriak demi untuk melampiaskan emosinya.
Apa yang bisa moms lakukan untuk menghadapi anak yang suka berteriak?
Semoga membantu ya moms dalam mengatasi si kecil yang lagi senang berteriak.