Menu

Ini Aturan Diet Sehat untuk Penderita Gagal Jantung, Ikuti Kalau Mau Panjang Umur!

31 Mei 2022 18:35 WIB

Ilustastrasi kesehatan jantung. (pinterest/freepik)

HerStory, Bogor —

Beauty, tak bisa dipungkiri, gagal jantung adalah penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang dengan kondisi gagal jantung umumnya merasakan sejumlah keluhan akibat jantung tak lagi mampu menjalankan fungsi vitalnya, termasuk memompa darah, yakni mudah lelah dan sesak napas.

Terkait hal itu, Ketua Kelompok Kerja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Pokja Gagal Jantung PERKI), dr. Siti Elkana Nauli, SpJP(K), FIHA., mengatakan bahwa penyakit ini bersifat kronis dan progresif. Gagal jantung ditandai dengan rawat inap berulang di rumah sakit karena perburukan penyakitnya.

“Risiko gagal jantung ini meningkat pada kondisi hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes, riwayat keluarga dengan kardiomiopati, paparan toksin, penyakit jantung katup, gangguan fungsi tiroid, rokok, sindrom metabolik. Adapun, salah satu keluhan pasien gagal jantung adalah bengkak, misal ada tumpukkan cairan di paru-paru,” kata dr. Nauli, sapaan akrabnya, saat menjadi pembicara di kegiatan edukasi media bertema “Berdamai dengan Gagal Jantung: Kendalikan Risiko Kardiovaskular Anda, Tangani Gagal Jantung dengan Baik,” yang digelar secara virtual, Selasa (31/5/2022).

dr. Nauli melanjutkan, kondisi gagal jantung umumnya bisa dialami siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, kondisi perburukan lebih rentan dialami oleh wanita.

"Nah jadi yang kita temukan benar ternyata sesuai registry yang kita kumpulkan. Pada pria dibandingkan wanita lebih berat persentase klinis yang buruk itu wanita,” imbuhnya.

Karenanya, kata dr. Nauli, sangat penting bagi kita untuk mencegah gagal jantung dengan memulai hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter tentang tatalaksana faktor risiko gagal jantung yang tepat.

“Yang juga tak kalah penting yakni memeriksakan kesehatan jantung sejak dini terutama jika ada keluhan nyeri dada, berdebar, mudah capek, kaki bengkak atau sesak napas,” ujarnya.

Terkait pola hidup sehat yang harus dijalani, dr. Nauli menyarankan kita untuk melakukan diet sehat, Beauty, yakni dengan memperhatikan jumlah asupan kalori yang terkandung di dalam makanan, terutama kadar gula, lemak jenuh, seperti yang ditemukan pada produk makanan, susu dan daging.

“Mengonsumsi terlalu banyak makanan berlemak ini bisa mengakibatkan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah. Nah, kolestrol darah tinggi terkait dengan penyakit arteri koroner, yang bisa menyebabkan serangan jantung dan gagal jantung. Selain itu, makanan dengan kandungan lemak tinggi juga mengandung banyak kalori yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dan membuat tubuh berisiko tinggi mengalami gagal jantung,” paparnya.

Selain itu, dr. Nauli pun menyarankan untuk memperhatikan asupan garam dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Menurutnya, retensi air dan garam, yang bisa berakibat dari mengonsumsi makanan asin atau karbohidrat olahan seperti roti putih dan nasi, juga bisa meningkatkan tekanan pada jantung. Peningkatan jumlah cairan dalam darah berarti jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke sekitar tubuh.

“Nah, cairan berlebih bisa masuk ke paru-paru, sehingga mengakibatkan sulit bernafas, ke dalam perut sehingga lebih sulit untuk makan dan mencerna makanan, atau ke kaki bagian bawah. Jadi, mengurangi asupan garam menjadi sangat penting, terutama bagi orang yang sudah mengidap gagal jantung,” tuturnya.

“Tubuh membutuhkan garam untuk berfungsi, namun hanya membutuhkan sedikit, dan sebagian besar makanan mengandung garam secara alami. Gagal jantung ini menyebabkan tubuh menahan garam dan air ekstra, yang menyebabkan cairan terbentuk di tubuh dan menyebabkan pembekakan pergelangan kaki, kaki atau perut, dan penambahan berat badan. Hal ini juga dapat menyebabkan penyumbatan pada paru-paru dan membuat sesak napas,” sambungnya.

Yang juga tak kalah penting, dr. Nauli juga mengingatkan penderita gagal jantung untuk menguarangi jumlah air yang diminum.Hal itu agar kadar cairan dalam tubuhnya tidak semakin meningkat. Karena, pasien gagal jantung dengan kondisi berat bisa mengalami bengkak akibat penumpukan cairan.

dr. Nauli mengaibaratkan, jantung seperti balon yang bisa melar karena kondisinya yang tak mampu memompa darah akibat kerusakan dari otot jantung. Saat masih normal, jantung bisa saja memompa darah hingga 5 liter dalam satu menit. Tetapi, akibat gagal jantung, kapasitas darah yang terpompa berkurang drastis menjadi 1 sampai 2 liter.

Ia pun menuturkan, menurunnya kemampuan jantung dalam memompa darah itu menyebabkan banyak darah yang tersisa di dalam jantung dan paru-paru. Itu sebabnya, pasien gagal jantung juga kerap diberi obat untuk mengurangi jumlah darah dalam tubuh dengan cara intensitas buang air kecil lebih banyak.

"Tapi kalau pun kita beri obat itu, pasien minum lagi, sama saja. Akhirnya jumlah cairan yang ada di badan akan kembali seperti awal. Inilah kenapa kita sarankan untuk mengurangi minum. Karena jika jumlah (cairan dalam tubuh) makin banyak, fungsi pompa akan makin menderita. Anjurannya, pasien gagal jantung akan dibatasi jumlah minum sebanyak 25-30cc/kg berat badan per hari,” tandasnya.

Selain itu, aktivitas fisik ringan juga dianggap bermanfaat bagi sebagian besar orang dengan gagal jantung karena dapat memperbaiki fungsi jantung dengan memperkuatnya untuk berdetak lebih efisien serta membantu memperbaiki gejala.

“Namin, sebelum memulai program olahraga, atau jika ingin meningkatkan atau mengubah jenis olahraga yang dilakukan, berbicaralah dengan dokter untuk memastikan, agar tidak menaruh terlalu banyak tekanan pada jantung terlalu cepat.

Pasien bisa memulai dengan sesuatu yang mudah seperti berjalan dalam jarak dekat atau jika mereka menganggap diri mereka aktif secara fisik, mereka juga bisa mencoba berenang. Yang perlu diingat, aturan yang baik adalah masih bisa berbicara saat berolahraga. Jika tak dapat berbicara, mungkin olahraga yang dilakukan berlebihan. Berhenti berolahraga jika mengalami sesak napas, pusing, sakit dada, mual atau keringat dingin. Jika gejala terus ada, segera hubungi dokter.

Artikel Pilihan