Menu

Pandemi Belum Berakhir, Pakar Sarankan Hal Penting Ini Jika Hendak Ajak Anak Liburan Moms, Jangan Disepelein Ya!

29 Juni 2022 20:32 WIB

Ilustrasi liburan bersama anak. (The Daily Meal/Edited By HerStory)

HerStory, Bogor —

Moms, libur sekolah telah tiba. Namun sayang, liburan kali ini berbarengan dengan peningkatkan kasus harian Covid-19. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan kasus dan perawatan akibat Covid-19 pada anak-anak. Belum lagi tantangan kesehatan lainnya yang bermunculan akhir-akhir ini seperti hepatitis akut yang menimpa anak-anak. Lantas apa saja yang harus menjadi pertimbangan dan perhatian bagi orangtua agar kesehatan anak-anak terjaga selama masa libur sekolah?

Terkait hal itu, Dr. dr. Retno Asti Werdhani, M.Epid, Tim Pemberdayaan Masyarakat Bidang Dukungan Darurat Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19, menuturkan bahwa ada beberapa poin yang perlu diperhatikan orang tua sebelum mengajak anak-anak liburan.

Pertama, dr. Asti, panggilan akrabnya, mengimbau agar orang tua memastikan kondisi seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat dan fit. Pasalnya, kata dr. Asti, anak adalah satu populasi yang rentan karena imunnya belum sebagus orang dewas. Terlebih jika anak yang hendak berlibur tersebut usianya kurang dari 5 tahun, yang mana kita tahu bahwa saat ini ia belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.

“Sebagai orang dewasa yang ada di sekitar anak, maka dia harus menjadi pendamping khususnya. Terlebih jika anak itu umurnya kurang dari 5 tahun, maka pendampingnya harus dalam kondisi yang fit. Karena tadi seperti yang saya bilang, anak-anak itu respons imunnya masih lemah dibandingkan kita yang dewasa. Apalagi kebijakan vaksinasi Covidnya memang belum ada untuk anak-anak di bawah usia 5 tahun,” tutur dr. Asti, dalam talkshow "Liburan Sehat, Anak Aman Covid-19", yang digelar secara virtual, Rabu (29/6/2022).

Kedua, hal yang harus diperhatikan lainnya adalah pastikan pula tempat liburan yang dituju sudah menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dan sudah memiliki sertifikat CHSE.

“Orang tua juga perlu membuat rencana dalam memilih hotel tempat menginap dengan fasilitas yang sudah menerapkan pula protokol Covid-19,” imbuh dr. Asti.

Kemudian, Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI ini pun mengingatkan agar orang-orang dewasa yang ikut serta dalam liburan sudah mendapat vaksin dosis lengkap atau booster. Jika belum vaksin lengkap, pastikan melakukan swab PCR atau antigen kecuali.

“Untuk proteksi diri, jadi yang mau pergi liburan pastikan dulu status kesehatannya fit dan sudah divaksin booster, jika belum segera vaksin booster. Jangan pergi kalau orang dewasa belum booster,” tegas dr. Asti.

Selanjutnya, dr. Asti pun mengingatkan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan mencuci tangan. Dan sebelum berangkat, orang tua pun disarankan untuk mengunduh sertifikat vaksin Covid-19 dosis lengkap untuk disimpan atau ditujukan tugas terkait.

"Kemudian, sediakan masker cadangan untuk seluruh anggota keluarga, hand sanitizer juga harus dibawa kemana-mana, dan bila memungkinkan tolong bawa alat makan dan piranti sendiri. Karena kebersihan alat makan di luar kan gak bisa terjamin. Namun jika terpaksa makan di luar tolong memilih makanan yang memang yang sudah dimasak dengan baik, sendok garpu atau piranti itu bisa dicelupkan ke air panas sebelum kita pakai,” saran dr. Asti.

Selanjutnya, sebelum beraktivitas di tempat liburan, dr. Asti pun mengimbau para anggota keluarga melakukan karantina mandiri. Begitupun ketika sepulangnya dari liburan.

“Seperti biasa protokol kesehatan memang harus diterapkan, dan sepulangnya dari luar negeri atau di tempat liburan bila diperlukan kita melakukan karantina dulu sebelum kita kembali beraktivitas di tempat kerja. Dan untuk itu bisa disiapkan budget atau anggaran untuk melakukan karantina terpusat bila memang diperlukan,” beber dr. Asti.

Kalau semuanya sudah aman, tetap lakukan prokes selama perjalanan. Bawa piranti makan dan minum sendiri, trus isi air juga dengan termos kemasan atau tumbler, karena kita gak bisa menjamin keamanan air, selain juga untuk mengurangi sampah plastic,” sambung dr. Asti.

Di kesempatan yang sama, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Yogi Prawira, SpA (K)., pun mengingatkan bahwa infeksi Covid ini adalah infeksi sistemik, bukan cuma menyerang sistem saluran pernapasan. Karena kata dia, ada beberapa anak yang ternyata gejalanya lebih dominan di saluran cerna, seperti mengalami muntah, diare, sakit perut, tak mengalami batuk sama sekali.

“Nah, tapi tadi pada saat fase akut memang 70% anak-anak itu mungkin gejalanya ringan ya, bahkan sebagian tanpa gejala. Tapi kita tetap harus waspada sesudah itu kalau misalnya timbul gejala-gejala peradangan maka harus segera diperiksakan ke dokter,” tutur dr. Yogi.

Karenanya, senada dengan dr. Asti, dr. Yogi pun mengingatkan orang tua setelah kembali dari liburan untuk melakukan karantina mandiri. Terlebih, anak-anak saat ini gampang terkena batuk pilek. Sehingga, orang tua sebaiknya jangan menganggap anak batuk pilek itu biasa.

“Kalau dulu misalnya anak-anak dalam kondisi sebelum pandemi dalam setahun itu mengalami batuk pilek 10-12 kali per tahun itu masih normal gitu, masalahnya sekarang kita nggak bisa membedakan untuk bisa tahu harus di-swab. Seandainya anak pulang dari liburan dan dia bergejala dan ada keengganan untuk melakukan swab misalnya, maka tetap lakukan karantina mandiri sampai bebas gejala, jangan sampai anak ini kemudian menularkan kepada teman-teman sekitarnya,” beber dr. Yogi.

“Jadi orang tua harus aware nih, kalau dulu batpil gak apa-apa masuk sekolah gitu ya, nah kalau sekarang mungkin kita harus lebih memikirkan berempati terhadap orang lain,” pungkasnya.

Artikel Pilihan