Ilustrasi miss V. (Pinterest/Freepik)
Penting bagi wanita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan miss v. Namun, menjaga kebersihan organ intim juga gak boleh sembarangan.
Seiring bertambah usia, miss v memang mengalami banyak, terutama setelah melahirkan dan menopause. Kamu mungkin akan melihat perubahan dalam bentuk maupun terasa lebih kering.
Karena hal tersebut, wanita mungkin tergoda untuk melakukan beberapa hal terkait kesehatan organ intimnya. Meski demikian, ketahui empat hal yang sebaiknya nggak dilakukan, dilansir dari Prevention.
Sejak dulu, perawatan ini dipercaya membuat vagina bersih dan harum. Namun sebenarnya uap miss v bisa berbahaya. Banyak ahli mempermasalahkan praktik tersebut karena sebenarnya dapat menyebabkan iritasi di area organ intim. "Mengukus (uap vagina) sama sekali tidak disarankan karena dapat membakar vagina kamu," kata Raquel Dardik, MD, profesor klinis di departemen kebidanan dan ginekologi NYU Langone Medical Center.
Jika miss v bermasalah, sebaiknya kamu gak mengobatinya sendiri, terlebih menggunakan bahan-bahan herbal. "Saya telah melihat luka bakar kimiawi dari beberapa saran Internet ini, dan luka bakar kimiawi di dalam vagina kamu bukanlah sesuatu yang saya harapkan pada siapa pun," ungkap Prof. Dardik. Untuk itu, berkonsultasi dengan dokter adalah jalan terbaik.
Beberapa benda seperti tampon, menstrual cup, maupun sex toy lazim dimasukkan ke dalam organ intim, sebab mereka memang dibuat khusus untuk berada di sana. Tapi jika kamu mencoba sesuatu yang lain seperti mentimun, pisang, dan benda lain yang ada di dapur, sebaiknya jangan. Selain gak steril dan bukan ditujukan untuk vagina, teksturnya dapat menyebabkan iritasi serius.
Penggunaan produk pewangi untuk organ intim mungkin akan menyebabkan beberapa efek samping seperti meningkatkan risiko iritasi, dan mengganggu keseimbangan bakteri vagina.
"Produk-produk ini melakukan hal yang salah pada mikrobioma vagina, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi," kata Constance Young, MD, asisten profesor di departemen kebidanan dan ginekologi Columbia University Medical Center.