Menu

Talkshow Sapa Perempuan MAMPU Episode 4: Merangkum Pengalaman Perempuan Akar Rumput

29 September 2020 16:45 WIB

Poster talkshow Sapa Perempuan MAMPU (Program MAMPU/Edited By HerStory)

HerStory, Jakarta —

Program MAMPU merupakan sebuah kemitraan Australia dengan Indonesia untuk Pemberdayaan Perempuan dan Keseteraan Gender. Program ini merupakan sebuah insiatif bersama antara pemerintah Australia dengan pemerintah Indonesia. 

Dalam rangka merayakan 8 tahun perjalanan program MAMPU dalam mewujudkan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan di Indonesia berbagai kegiatan pun telah dilakukan, antara lain mempersiapkan dan membangun jaringan gerakan perempuan,  meningkatkan suara dan pengaruh perempuan dalam kebijakan strategis, serta membuka akses yang lebih besar ke layanan bagi perempuan, terutama perempuan miskin dan kelompok rentan lainnya.

Nggak hanya itu, program MAMPU juga telah melakukan berbagai sesi talkshow yang dibagi menjadi empat episode. Setelah menjalani berbagai talkshow dari episode satu sampai episode tiga, hari ini, Selasa (29/9/2020) Program MAMPU kembali mengelar Talkshow Sapa  Perempuan MAMPU episode keempat sebagai rangkuman cerita dari para perempuan di akar rumput yang telah berkolaborasi bersama MAMPU.

" Talkshow Sapa Perempuan MAMPU memasuki episode terakhirnya dengan merangkum pengalaman perempuan akar rumput yang berbagi cerita tentang perubahan serta pembelajaran selama program pendampingan MAMPU. Talkshow ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pengakhiran Program MAMPU yang menampilkan berbagai cerita perubahan dari perempuan dari berbagai wilayah di Indonesia," ungkap Kate Shanahan, Team Leader MAMPU.

Talkshow pada episode keempat ini menghadirkan perwakilan dari Yayasan BaKTI, Migrant Care, Kapal Perempuan dan Yayasan Kesehatan Perempuan. Tak hanya itu, berbagai narasumber pun turut hadir diantaranya Sarsina (Kelompok Konstituen Medulu,  Kendari, Sulawesi Tenggara), Ririn Kusuma (Anggota BPD dan Penggerak Desa Peduli Buruh Migran (DESBUMI) Ambulu, Jember), Lilik Indrawati (Ketua Sekolah Perempuan Gresik) dan Sarah Lery Mboeik (Direktur Yayasan Pengembangan Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR) Nusa Tenggara Timur).

Masing-masing perwakilan narasumber pun menceritakan berbagai pengalaman, kesan dan pesannya untuk MAMPU. Dimulai dari Sarsina sebagai perwakilan dari Kelompok Konstituen Medulu, Kendari, Sulawesi Tenggara yang membuka akses perempuan miskin di wilayahnya untuk dapat mengakses beragam layanan publik seperti membantu para perempuan korban kekerasan untuk mengakses layanan penanganan kasus serta mendorong perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa.

Kemudian dilanjutkan oleh Ririn Kusuma, seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan penggerak Desa Peduli Buruh Migran (DESBUMI) Ambulu di Kabupaten Jember yang terlibat aktif dalam Musrenbang tingkat desa hingga kabupaten menyuarakan suara dari pekerja migran perempuan. Melalui DESBUMI Ririn berhasil mendorong adanya Peraturan Desa yang melindungi para pekerja migran. 

Selanjutnya Lilik Indrawati, selaku Ketua Sekolah Perempuan di Kabupaten Gresik mahir mengimplementasikan Participatory Rural Appraisal (PRA) di wilayahnya sehingga menyadarkan dan menggerakkan warga setempat untuk aktif mengakses beragam program  perlindungan sosial untuk mencari solusi atas berbagai persoalan ketimpangan gender yang terjadi.

Kemudian ditutup dengan kehadiran Sarah Lery Mboeik sebagai Direktur Yayasan Pengembangan Inisiatif dan Advokasi Rakyat (PIAR) Nusa Tenggara Timur, yang merupakan mitra Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP). Sarah menceritakan pengalamannya dalam mendorong advokasi berbasis bukti untuk peningkatan akses dan perlindungan hak perempuan terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif, nggak hanya di Kota Kupang, tetapi juga hingga di tingkat provinsi NTT melalui riset bersama Jaringan Perempuan Peduli Kesehatan (JP2K). 

Dengan selesainya sesi talkshow episode keempat ini menandakan berakhirnya diskusi daring sebelum perayaan Pengakhiran Program MAMPU yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober mendatang. 

MAMPU berharap agar setiap kegiatan yang telah dilakukannya dapat memberikan perubahan dalam memberdayakan perempuan Indonesia terutama untuk meningkatkan akses perempuan miskin kepada layanan penting pemerintah seperti perlindungan sosial,  kesehatan dan gizi perempuan, perlindungan ketenagakerjaan, hingga perlindungan atas kekerasan terhadap perempuan.

Selama 8 tahun perjalanannya, MAMPU telah menjangkau lebih dari 32.000 perempuan di 1000 desa, 147 kabupaten/kota yang tersebar di 27 provinsi. MAMPU mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bergerak bersama untuk mewujudkan kesetaraan  gender di Indonesia.