Menu

Berkaca dari Kasus KDRT yang Menimpa Lesti Kejora, Ketahui 8 Dampak yang Kemungkinan Terjadi pada si Kecil Moms, Catat!

01 Oktober 2022 23:55 WIB

Rizky Billar bersama sang istri Lesty. (Instagram/rizkybillar)

HerStory, Bogor —

Moms, jagat media sosial masih dihebohkan dengan kabar kurang sedap dari rumah tangga pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar.

Sebagaimana diketahui, Lesti sendiri telah melaporkan suaminya itu atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ke Polres Metro Jakarta Selatan. Dalam laporannya, Lesti mengaku dicekik, membanting, hingga menyeretnya ke dalam kamar mandi. Atas laporan itu Rizky Billar terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi,menyatakan keprihatinannya atas insiden KDRT yang dialami Lesti.Menurutnya, KDRT dalam bentuk apa pun ‘haram’ dilakukan.

Bahkan, kata dia, Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT) telah melarang seluruh bentuk kekerasan, baik fisik, psikis, maupun seksual, juga penelantaran dalam perkawinan.

“Oleh karena itu, kami mendukung setiap upaya perempuan termasuk upaya yang dilakukan LK untuk mengeklaim keadilan melalui peradilan pidana,” kata Siti Aminah, Sabtu (1/10/2022).

Dan menyoal kasus KDRT yang menimpa penyanyi berusia 23 tahun ini, ternyata berpeluang berdampak terhadap buah hatinya, Muhammad Leslar Al-Fatih Billar, atau biasa yang disebut baby L, lho Moms.

Mengutip laman komnasperempuan.go.id, Sabtu (1/10/2022), anak-anak dalam keluarga yang dipenuhi kekerasan adalah anak yang rentan dan berada dalam bahaya. Mereka pun kemungkinan akan mengalami hal-hal buruk sebagai berikut, Moms:

  1. Laki-laki yang menganiaya istri dapat pula menganiaya anak.
  2. Perempuan yang mengalami penganiayaan dari pasangan hidup dapat mengarahkan kemarahan dan frustrasi pada anak.
  3. Anak dapat cedera secara tidak sengaja ketika mencoba menghentikan kekerasan dan melindungi ibunya.
  4. Anak akan sulit mengembangkan perasaan tenteram, ketenangan dan kasih sayang. Hidupnya selalu diwarnai kebingungan, ketegangan, ketakutan, kemarahan, dan ketidakjelasan tentang masa depan.
  5. Mereka tidak belajar bagaimana mencintai secara tulus, serta menyelesaikan konflik dan perbedaan dengan cara yang sehat.
  6. Anak-anak yang biasa hidup dalam kekerasan akan belajar bahwa kekerasan adalah cara penyelesaian masalah yang wajar, boleh, bahkan mungkin seharusnya dilakukan.
  7. Anak lelaki dapat berkembang menjadi lelaki dewasa yang juga menganiaya istri dan anaknya, dan anak perempuan dapat saja menjadi perempuan dewasa yang kembali terjebak sebagai korban kekerasan.
  8. Anak perempuan dapat pula mengembangkan kebiasaan agresi dalam menyelesaikan masalah. 

So, semoga informasinya bermanfaat, ya Moms!

Artikel Pilihan