Ilustrasi wanita yang memijat payudara. (Pinterest/Freepik)
Menopause merupakan akhir dari siklus menstruasi seorang wanita. Menopause dapatt menggambarkan setiap perubahan yang dialami setelah berhentinya menstruasi.
Kondisi menopause adalah bagian alami dari penuaan wanita yang terjadi setelah usia 40 tahun. Namun, ada juga wanita yang mengalami menopause dini.
Ada beberapa gejala yang akan dirasakan wanita saat menopause, salah satunya adalah nyeri payudara. Nyeri payudara saat menopause terjadi karena adanya fluktuasi hormon estrogen dan progesteron secara tiba-tiba.
Melansir dari berbagai sumber (5/10/2022), berikut ini beberapa jenis nyeri payudara yang bisa terjadi saat menopause. Yuk, simak baik-baik, ya!
Kondisi ini bisa terjadi saat wanita masih mengalami menstruasi atau pramenopause. Nyeri payudara siklik bisa dialami karena adanya respons terhadap peningkatan serta menurunnya kadar hormon.
Kondisi ini akan membuat payudara terasa nyeri tumpul dan mengeras di seluruh bagian kedua payudara hingga area ketiak.
Nyeri payudara non siklik akan menimbulkan nyeri pada bagian dalam, bawah, dan area sekitar payudara. Nyeri yang terasa akan sangat tajam dan muncul sensasi terbakar di seluruh atau bagian tertentu di payudara.
Ekstasia saluran susu merupakan konsisi saat munculnya tumor jinak dan memicu pelebaran dan penebalan saluran susu. Kondisi ini sering terjadi menjelang menopause atau setelah menopause. Kondisi ini bisa memicu nyeri pada puting dan areola.
Ini merupakan kondisi saat payudara mengalami fibrosis serta kista yang menimbulkan benjolan pada satu atau dua payudara. Namun, benjolan tersebut enggak bersifat kanker dan paling sering terjadi saat wanita berusia 20-50 tahun.
Perubahan fibrokistik yang terjadi bisa mencakup nyeri atau rasa enggak nyaman pada payudara serta benjolan yang bisa bergerak pada payudara hingga ketiak.
Nah, itulah beberapa jenis nyeri payudara yang bisa terjadi saat menopause. Nyeri yang dirasakan setiap orang pasti berbeda-beda. Semoga bermanfaat!