Illustrasi Anak Alami GERD (Freepik/Edited By HerStory)
Sebanyak 131 anak menderita gangguan ginjal akut misterius sejak Januari hingga September 2022 yang ditemukan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Gejalanya pun dimulai dari batuk, pilek, diare, muntah, dan demam. Gangguan ginjal akut misterius ini juga memiliki gejala lanjutan berupa urine yang sedikit atau bahkan tidak bisa buang air kencing.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut menyelidiki penyebab gangguan ginjal akut misterius. Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyampaikan, dugaan awal dipicu oleh konsumsi obat yang mengandung etilen glikol.
Etilen glikol adalah zat kimia golongan senyawa organik. Etilen glikol utamanya digunakan sebagai bahan antifreeze atau penghambat terbentuknya kristal es dalam radiator mobil.
Senyawa ini juga digunakan untuk kegiatan lain, termasuk bahan baku industri serat polister, serta bahan membantu dalam produk pestisida, karet, dan sebagainya.
Etilen glikol pun berbahaya jika dikonsumsi atau masuk ke dalam tubuh. Setelah tertelan, kata dia, etilen glikol dalam waktu sekitar 1-4 jam akan menyerap melalui lambung. Usai penyerapan, 80 persen atau lebih etilen glikol secara kimiawi diubah menjadi senyawa beracun.
Tahap kedua atau tahap cardiopulmonary, terjadi antara 12 sampai 24 jam setelah konsumsi. Sementara tahap ketiga atau tahap ginjal, berlangsung antara 24-72 jam setelah menelan etilen glikol. Adapun berdasarkan data yang dipublikasikan, dosis etilen glikol yang mematikan pada manusia dewasa dengan berat 70 kg, sekitar 100 ml.
Masuknya etilen glikol ke dalam tubuh juga membawa efek sambungan jangka pendek yang berlangsung kurang dari 8 jam. Keracunan etilen glikol dini mirip dengan keracunan etanol, tetapi tidak ada aroma alkohol pada napas pasien. Efek samping tersebut antara lain:
- Depresi sistem saraf pusat
- Kemabukan
- Euforia
- Pingsan
- Depresi pernapasan
- Mual dan muntah bisa terjadi akibat dari iritasi gastrointestinal atau saluran pencernaan