Menu

Dorong Generasi Alpha Dukung Keberagaman, Sampoerna Academy Terapkan Pendidikan Berbasis STEAM

19 Oktober 2022 23:30 WIB

Ilustrasi mata anak minus karena belajar online (Freepik/Edited By HerStory)

HerStory, Bandung —

Pendidikan mengenai keberagaman memang harus diterapkan dan diajarkan pada anak sedini mungkin. Terutama bagi generasi Alpha, adanya pendidikan mengenai keberagaman atau diversity ini diharapkan bisa membuat anak jadi individu yang berwawasan global dan menghargai keberagaman di sekitarnya.

Oleh karena itu, Sampoerna Academy menerapkan pendidikan yang berfokus pada pedagogi STEAM yang memandu siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup (lifelong learner). Menurut Alia Md Noh, IEYC (International Early Years Curriculum) Coordinator Sampoerna Academy menegaskan pentingnya memperkenalkan keberagaman sejak dini pada generasi Alpha yang diterapkan pada kurikulum Sampoerna Academy. 

“Mengajari anak-anak untuk menyadari keberagaman sejak dini adalah cara terbaik untuk mematahkan stereotip serta membantu mencegah diskriminasi, intimidasi maupun isu seperti bullying. Sebagai sekolah interkultural, para murid di Sampoerna Academy sudah dikenalkan dengan keberagaman budaya, bahasa, agama, suku, dan lainnya sejak dini. Dengan semangat keberagaman pula, di UN Day tahun ini kami mengadakan beberapa kegiatan di masing-masing sekolah, seperti parade bendera mini, pakaian dan makanan dari berbagai negara,” ungkapnya secara virtual pada Rabu (19/10/2022).

Generasi Alpha sendiri adalah generasi yang paling tergantung dengan teknologi namun juga terbuka dengan perkembangan. Generasi ini pun menjadi generasi yang paling banyak memiliki akses di tengah banyak kesempatan dan pilihan dalam dunia pendidikan.

Menurut Psikolog Anak & Remaja sekaligus Founder Relasi Diri Anastasia Satriyo mengungkapkan bahwa penting sekali memperkenalkan keberagaman kepada anak sejak dini dengan cara yang menyenangkan agar mudah dipahami. 

“Keberagaman dapat diperkenalkan kepada anak sejak dini dengan pengalaman langsung melalui apa yang bisa mereka lihat, dengar, alami dan rasakan menggunakan indera mereka. Misalnya dengan memperkenalkan warna warni pakaian, hiasan, makanan, cerita di setiap daerah atau negara. Bisa juga diceritakan melalui keberagaman dari orang-orang terdekat, misalnya orang tua, keluarga, teman-teman maupun guru,” ucapnya.