Menu

Keren… Begini Upaya Tridi Oasis dan Bank DBS Indonesia Ciptakan Indonesia Bebas Plastik 2040, Patut Ditiru Nih Beauty!

25 Oktober 2022 23:59 WIB

Sebagai salah satu aksi nyata untuk menciptakan Indonesia Bebas Plastik 2040, Tridi Oasis berkomitmen untuk melakukan daur ulang sampah menjadi material yang memiliki nilai guna. (Riana/HerStory)

HerStory, Tangerang —

Beauty, persoalan sampah, khususnya sampah plastik, di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. Dan, sebagai salah satu aksi nyata untuk menciptakan Indonesia Bebas Plastik 2040, PT Tridi Oasis Group pun melakukan daur ulang sampah menjadi material yang memiliki nilai guna.

Tridi Oasis sendiri merupakan salah satu wirausaha sosial yang dinaungi oleh DBS Foundation pada tahun 2021 lalu, Beauty. Dan, DBS Foundation SE Grant 2021 sendiri telah memberikan sekitar SGD 3 juta kepada 19 wirausaha sosial di Asia untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan dampak sosial serta lingkungan yang mereka hasilkan.

Dengan dukungan dari DBS Foundation dan Bank DBS Indonesia ini, Tridi Oasis berupaya untuk melanjutkan studi kelayakan, riset pasar, dan menyelesaikan penelitian dan pengembangan terkait proses daur ulang kemasan plastik multi-lapis (MLP) atau sampah kemasan sachet, sebuah jenis plastik yang paling sedikit didaur ulang namun paling umum berakhir di lingkungan.

Founder & Direktur Tridi Oasis, Dian Kurniawati, mengatakan, sejak tahun 2016, pihaknya telah mengolah lebih dari 250 juta botol sampah plastik sehingga dapat digunakan kembali.

“Kini, berkat dana hibah dari DBS Foundation, kami berhasil merambah pengelolaan sampah ke jenis sampah plastik lainnya, yaitu kemasan sachet atau MLP. Kami berhasil mengelola sampah kemasan sachet sebanyak lebih dari 400 ton selama Januari sampai September 2022, naik 300% dibandingkan dengan 130 ton yang dihasilkan pada tahun 2021,” tutur Dian, saat acara kunjungan ke fasilitas produksi Tridi Oasis, di kawasan Tangerang, Banten, pada Selasa (25/10/2022).

“Pencapaian tersebut didukung oleh inisiatif pengumpulan sampah kemasan sachet yang kami bangun bersama lebih dari 50 mitra kami, yaitu warung-warung, bank sampah, pengepul, dan warga perumahan sekitar,” sambung Dian.

Dian menuturkan, sejak berdiri tahun 2016 lalu, Tridi Oasis telah memproduksi berbagai macam serpihan PET (Polyethylene terephthalate) kelas menengah hingga tinggi yang dapat diubah menjadi kemasan dan produk tekstil berkelanjutan, serta banyak dicari oleh berbagai industri seperti kemasan makanan dan tekstil.

Dian bilang, misi Tridi Oasis sendiri adalah untuk memajukan ekonomi sirkular di Indonesia. Tridi Oasis, kata dia, selalu berupaya membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan sembari menyediakan lapangan kerja yang berkesinambungan kepada lebih banyak orang.

Nah, terkait dana hibah yang didapatkan dari DBS Foundation, Dian bilang, pihaknya menggunakannya untuk merekrut tambahan sumber daya manusia yang bertugas di bidang operasional untuk memastikan proses kerja berjalan baik.

“Selain itu, perusahaan juga dapat melanjutkan studi kelayakan, riset pasar, dan menyelesaikan penelitian dan pengembangan terkait proses daur ulang kemasan plastik multi-lapis (MLP), sebuah jenis plastik yang paling sedikit didaur ulang namun yang paling umum berakhir di lingkungan,” ujar Dian.

Gak berhenti di situ, lanjut Dian, Tridi Oasis juga sukses membangun kerja sama dengan berbagai perusahaan di bidang fast moving consumers good (FMCG), e-commerce, dan logistik.

“Perkembangan ini menjadi misi Tridi Oasis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi sirkular dan menghadirkan pertumbuhan berkelanjutan (sustainable jobs) yang memenuhi kondisi sosial, lingkungan dan ekonomi,” beber Dian.

“Tak hanya mengelola sampah, Tridi Oasis juga menciptakan ekosistem daur ulang dengan mengajak masyarakat di wilayah Cibodasari, Tangerang untuk memilah sampah secara sederhana melalui program ‘Beberes’,” lanjut Dian.

Berkolaborasi dengan CleanHub, lanjut Dian, program edukatif ini dilakukan untuk membantu proses manajemen persampahan dan memungkinkan masyarakat setempat untuk menghasilkan sampah daur ulang bernilai tinggi.

“Saat ini, program Beberes telah diikuti oleh lebih dari 50 mitra yang mencangkup warung, bank sampah, pengepul, dan warga perumahan sekitar,” imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika, menuturkan, melalui program tersebut, Bank DBS Indonesia ingin mendukung wirausaha sosial di Indonesia untuk terus mengembangkan bisnisnya. Bank DBS Indonesia juga berupaya mendorong agar Indonesia bisa bebas sampah plastik pada 2040.

"Program ini juga sejalan dengan pilar sustainability kami yang diantaranya Impact Beyond Banking atau komitmen kami dalam menciptakan dampak positif," tuturnya.

Mona bilang, Bank DBS sendiri memiliki komitmen untuk menciptakan dampak positif tak hanya dalam bisnis perbankan, tapi juga secara aktif melakukan perubahan terutama dalam penanganan isu sosial dan lingkungan, termasuk berkolaborasi dengan Tridi Oasis.

“Kami turut senang dapat membantu pertumbuhan Tridi Oasis yang berusaha mengatasi isu sampah plastik di Indonesia dan menciptakan ekonomi sirkular. Dukungan bagi wirausaha sosial di Indonesia ini sejalan dengan pilar sustainability ketiga kami, yakni Impact Beyond Banking atau komitmen kami dalam menciptakan dampak positif,” papar Mona.

“Ke depannya, kami berharap dapat bekerja sama dengan lebih banyak wirausaha sosial yang memiliki misi sosial baik untuk lingkungan, edukasi maupun pemberdayaan masyarakat,” lanjut Mona.

Kemudian, salah satu mitra Tridi Oasis, yakni Miftah Syahban Permana, mengatakan, program kemitraan ‘Beberes’ yang dijalaninya ini memberikan dampak positif di lingkungan tempat tinggalnya.

Dengan program ‘Beberes' ini, kata pria yang juga menjabat Ketua RT itu, warga bisa mengelola sampahnya dengan baik. Biasanya, sampah yang biasanya dibuang, kini bisa dikumpulkan dan disalurkan ke pihak Tridi Oasis.

"Sebelumnya, sampah selalu menjadi kendala bahkan membuat banjir. Seiring berjalannya program ini, banjir berkurang. Selain lingkungan kita juga jadi bersih, warga juga senang karena bisa mendapatkan sembako dari hasil mengumpulkan sampah ini,” ujar Miftah seraya tersenyum.

Artikel Pilihan