Menu

Penting Disimak Beauty! Menurut Riset Terbaru, Kebiasaan Makan Ini Dapat Membantu Mengurangi Risiko Diabetes Lho

31 Oktober 2022 14:15 WIB

Ilustrasi Diabetes (Pixabay/Tumisu)

HerStory, Bogor —

Beauty, diabetes adalah masalah kesehatan yang berkembang pesat beberapa negera, tak terkecuali di Indonesia. Menurut CDC, sebagian besar kasus ini adalah diabetes tipe 2. Meskipun penyakit ini kebanyakan terjadi pada mereka yang berusia di atas 45 tahun, kasusnya di kalangan anak-anak dan remaja juga meningkat.

Ada faktor tak terkendali yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, seperti usia dan genetika, tetapi faktor gaya hidup termasuk gerakan dan diet memainkan peran penting. 

Penelitian baru dari Universitas Tulane telah menemukan bahwa dalam hal diet atau makanan, membatasi asupan karbohidrat harian dapat membantu mengurangi risiko atau mengelola diabetes yang ada.

Ini tentu bukan temuan pertama tentang manfaat potensial dari pola makan rendah karbohidrat pada mereka yang menderita diabetes atau pradiabetes. Misalnya, para peneliti di Stanford Medical Center mengatakan bahwa diet rendah karbohidrat seperti diet keto atau Mediterania dapat membantu manajemen karena kemampuannya untuk menurunkan kadar gula darah.

Namun, temuan terbaru dari para peneliti di Tulane ini unik karena mereka telah menemukan bahwa diet rendah karbohidrat mungkin dapat membantu individu yang tidak diobati dengan diabetes atau pradiabetes menurunkan kadar gula darah mereka.

Apa yang ditemukan oleh penelitian?

Peneliti membagi 150 peserta menjadi dua kelompok: kelompok diet rendah karbohidrat dan kelompok dengan diet ‘biasa’. Setiap peserta berusia antara 40 dan 70 tahun, dan memiliki diabetes atau pradiabetes. Selain itu, mereka tidak boleh menjalani pengobatan apa pun untuk menurunkan gula darah mereka.

Setelah enam bulan, kelompok yang mengonsumsi makanan rendah karbohidrat memiliki kadar hemoglobin A1c yang lebih rendah, yang merupakan penanda umum untuk mengukur kadar gula darah.

Ini berarti bahwa kebiasaan makan ini berpotensi dapat membantu mereka yang menderita diabetes dan pradiabetes mengelola glukosa darah mereka.

Juga ditemukan bahwa kelompok rendah karbohidrat kehilangan lebih banyak berat total, serta memiliki kadar gula darah puasa yang lebih rendah daripada kelompok ‘diet biasa’. Kadar gula darah puasa adalah pengukuran lain untuk gula darah tetapi diukur setelah seseorang berpuasa semalaman.

“Mengingat begitu banyak orang Amerika yang mengembangkan diabetes, menemukan cara untuk mengurangi risiko mereka sangat penting. Hasil dari data ini menjanjikan,” kata Lauren Manaker, MS, RDN, dan penulis The First Time Mom's Pregnancy Cookbook dan Fueling Male Fertility, dikutip dari laman EatThis, Senin (31/10/2022).

Seperti apa diet rendah karbohidrat itu?

Para peserta dalam kelompok rendah karbohidrat diberi panduan tentang berapa banyak karbohidrat yang harus dikonsumsi setiap hari, serta konseling perilaku selama periode enam bulan. 

Dalam tiga bulan pertama, peserta diinstruksikan untuk membatasi konsumsi karbohidrat mereka menjadi kurang dari 40 gram per hari, dengan peningkatan menjadi 60 gram dalam tiga bulan terakhir.

Menurut penelitian, kelompok ‘diet biasa’ menerima nasihat diet standar, tetapi tampaknya tak banyak yang diberikan sejauh instruksi diet untuk kelompok ini. Di akhir penelitian, kelompok rendah karbohidrat telah mengonsumsi total kalori lebih sedikit daripada kelompok lain, serta lebih sedikit karbohidrat total, gula tambahan, dan minuman manis.

Kelompok diet rendah karbohidrat juga banyak mengonsumsi makanan berlemak, dengan sekitar 50i total asupan mereka berasal dari lemak. Namun, sebagian besar lemak yang dikonsumsi adalah tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda, yang merupakan lemak sehat yang ditemukan dalam hal-hal seperti minyak zaitun, biji-bijian, alpukat, dan kacang-kacangan.

Meskipun temuan ini menjanjikan bagi mereka dengan diabetes atau pradiabetes, ada beberapa kemungkinan keterbatasan dengan temuan ini. Manajer menunjukkan bahwa ukuran sampel 150 peserta kecil. Tak hanya itu, penelitian ini mengukur total karbohidrat bersih, yang mungkin mengirimkan pesan yang membatasi.

"Mereka yang mengonsumsi karbohidrat bersih paling sedikit tampaknya memiliki hasil terbaik," kata Manaker.

"Tapi satu hal yang mengkhawatirkan saya tentang hasil ini adalah pesan yang dibawa pulang adalah untuk menjaga asupan karbohidrat bersih tetap rendah, tak mempertimbangkan dari mana karbohidrat itu berasal."

Sementara semua karbohidrat memiliki efek pada kadar gula darah, beberapa jauh lebih sehat daripada yang lain.

"Mengkonsumsi jeruk, secangkir beri, atau satu porsi buah prune memiliki efek yang jauh berbeda pada tubuh daripada minum satu porsi soda. Ya, buahnya mengandung karbohidrat, tetapi juga mengandung senyawa tanaman yang menawarkan manfaat unik untuk berbagai faktor kesehatan, termasuk diabetes itu sendiri," jelas Manaker. 

Temuan dari penelitian ini sangat membantu dalam bergerak maju dengan lebih banyak pengetahuan tentang manajemen diabetes dan diet. Namun, seperti yang kamu lihat, ada beberapa batasan penting. 

Meskipun tak ada cukup bukti di sini untuk mengatakan diet rendah karbohidrat akan mencegah diabetes, namun tetap membantu dalam memahami bagaimana kebiasaan makan ini dapat membantu mengelola atau menurunkan kadar gula darah pada mereka yang menderita pradiabetes atau diabetes.

Semoga informasinya bermanfaat, ya Beauty!

Artikel Pilihan