Menu

Apa itu Squirting? Mengenal Orgasme yang Sering Dikira Air Seni, Ternyata Wanita Bisa...

09 November 2022 21:05 WIB

Illustrasi wanita sedang squirting (Shutterstock)

HerStory, Jakarta —

Moms, apakah pernah mendengar istilah squirting? Banyak yang mendefinisikannya sebagai keluarga urine ketika melakukan aktivitas seks, baik dengan pasangan maupun sendirian.

Melansir Medical News Today, squirting atau keluarnya cairan dari uretra saat melakukan kegiatan seksual merupakan bentuk dari ejakulasi wanita. Hal ini dapat terjadi ketika ada beberapa area sensitif yang berdekatan mendapatkan stimulasi sekaligus, yaitu g-spot, kelenjar skene, serta uretra.

Banyak yang bingung apakah cairan yang keluar itu merupakan urine atau cairan ejakulasi wanita. Nah, cairan squirting, yaitu cairan yang biasanya tidak berwarna dan berbau, dan terjadi dalam jumlah banyak. Namun, cairan ejakulasi lebih mirip seperti sperma pria yang kental dan warnanya seperti susu.

Dalam sebuah studi 2014, beberapa wanita diminta untuk buang air kecil sebelum melakukan aktivitas seksual. Kemudian, mereka menjalani pemindaian ultrasound (USG) untuk membuktikan bahwa kandung kemih mereka kosong.

Setelah peserta menjadi bergairah, mereka menjalani USG kedua. Peneliti menemukan kandung kemih para wanita sudah kembali terisi dengan banyak cairan.

Pada USG ketiga setelah para wanita ini squirting, kandung kemih terlihat kosong, yang menunjukkan cairan yang dikeluarkan selama aktivitas seksual berasal dari sumber ini dan kemungkinan besar itu adalah urine.

"Squirting mungkin berasal dari kandung kemih, karena tidak ada struktur lain di dalam area anatomi wanita yang mampu menahan cairan sebanyak itu, atau mendorongnya dengan kekuatan sebanyak itu," ujar apoteker Abbas Kanani, melansir BBC.

"Saat orgasme, otot-otot mengendur dan membuat sulit menahan kencing, sehingga cairan dikeluarkan melalui uretra," sambungnya.

Tubuh wanita juga sebenarnya mengandung jaringan prostat, struktur yang dikenal sebagai kelenjar Skene atau kelenjar paraurethral. Letaknya di dinding depan vagina, dan beberapa studi menunjukkan jaringan tersebut mengalir melalui aluran ke ujung bawah uretra.

Beberapa spesialis sekarang percaya kelenjar ini memainkan peran penting dalam membantu menghasilkan cairan, terlepas dari squirting. Oleh karena itu, stimulasi di area ini dapat menyebabkan orgasme pada wanita.

Para ilmuwan bahkan berpendapat bahwa squirting mungkin bertujuan untuk membuat wanita buang air kecil tanpa rasa sakit setelah berhubungan seks. Beberapa ilmuwan berhipotesis bahwa cairan ejakulasi dapat mengeluarkan bakteri berbahaya selama hubungan seksual, mencegah infeksi saluran kemih.

Artikel Pilihan