Ilustrasi memeriksa tekanan darah. (Pixabay/Steve Buissinne)
Beauty, tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis yang tidak hanya membebani jantung, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (CVD).
Biasanya, tekanan darah kita berfluktuasi sepanjang hari, tergantung aktivitas. Namun, memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari normal bisa menandakan hipertensi.
Menurut Mayo Clinic, tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 120 hingga 129, dan tekanan diastolik kurang dari 80. Tekanan darah normal adalah 120/80 mm Hg atau lebih rendah. Tekanan darah yang lebih tinggi dari 180/120 mm Hg dianggap darurat atau krisis hipertensi, kata badan kesehatan.
Satu hal yang sering kita lewatkan adalah memeriksa kadar nutrisi dalam tubuh kita, yang dikatakan terkait dengan beberapa kondisi kesehatan. Misalnya, kadar kalium yang rendah dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi.
Kalium adalah mineral penting yang membantu menjaga tingkat normal cairan di dalam sel kita.
Menurut Health Harvard, itu mengatur detak jantung, memastikan fungsi otot dan saraf yang tepat, dan sangat penting untuk mensintesis protein dan memetabolisme karbohidrat. Selanjutnya, mineral membantu kelebihan natrium dari tubuh, yang merupakan salah satu alasan utama di balik tekanan darah tinggi.
Badan kesehatan menjelaskan, kalium melemaskan dinding pembuluh darah, menurunkan tekanan darah dan melindungi dari kram otot.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan hubungan antara asupan kalium yang rendah dan peningkatan tekanan darah serta risiko stroke yang lebih tinggi.
"Di sisi lain, orang yang sudah memiliki tekanan darah tinggi dapat menurunkan tekanan darah sistolik secara signifikan dengan meningkatkan asupan potasium ketika mereka memilih untuk makan makanan sehat," tambahnya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.