Ilustrasi smoothies bowl. (Pinterest/edited by HerStory)
Di tahun 2018 sebuah studi menyelidiki bagaimana serat berperan dalam memengaruhi gejala GERD. Mereka menemukan bahwa setelah menambahkan 12,5 gram (g) serat per hari ke dalam makanan, frekuensi gejala GERD memang berkurang.
Di tahun 2017, para peneliti melakukan uji coba pada buah dan sayuran yang dapat mempengaruhi GERD. Setelah mengevaluasi pola makan hampir 4.000 orang dewasa, penelitian menemukan hubungan terbalik antara asupan buah dan sayuran pada GERD.
Semakin banyak orang makan buah dan sayur, semakin rendah GERD akan kambuh. Salah satu alasan mengapa sayur dan buah efektif membantu gerd adalah karena sayur mengandung serat tinggi.
Serat erat kaitannya dengan oksida nitrat, senyawa yang dapat mengendurkan sfingter esofagus bagian bawah, memicu refluks. Ketika serat mengikat oksida nitrat, pengikatan tersebut mengurangi efek dari GERD.
Lemak bagus untuk pencernaan, tapi pastikan kamu memilih untuk mengonsumsi lebih banyak lemak tak jenuh dari makanan bergizi daripada lemak jenuh dan trans.
Makanan dengan lemak sehat yang akan membuat smoothie lebih bergizi adalah alpukat, gila, kacang, dan biji-bijian.
Bahan oatmeal juga bisa digunakan dalam pembuatan smoothie. Bahan ini merupakan sumber yang tinggi serat.
Produk susu juga adalah komponen bergizi, namun tak mengganggu GERD. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi tiga porsi susu penuh atau rendah lemak per hari tak memengaruhi gejala GERD.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.