Ilustrasi wanita yang sedang bekerja. (Unsplash/Edited by HerStory)
Sebagian besar responden (71%) dari survei di Asia Tenggara dan Hong Kong mengatakan bahwa yang mereka prioritaskan adalah pekerjaan yang stabil dengan work life balance yang baik. Preferensi ini dominan di seluruh bidang pekerjaan, negara, dan generasi.
Secara umum, pencari kerja di Indonesia lebih terbuka terhadap tawaran pekerjaan; hanya ada sedikit responden memiliki isu terkait deal-breaker. Dalam memilih karir, mereka memprioritaskan cuti yang tetap digaji, asuransi dan tunjangan, tugas-tugas kerja yang rumit, dan mendapat peluang kepemimpinan dibandingkan dengan rata-rata responden dari global.
Sebagian besar pekerja Indonesia menyukai sistem kerja hybrid, meskipun 38% terbuka untuk kembali bekerja di kantor full time. Dalam hal jadwal kerja, preferensi pencari kerja di Indonesia hampir sama dengan rata-rata responden global, dengan preferensi jadwal kerja standar lima hari seminggu.
Sagar Goel, selaku Partner dan Associate Director di BCG, berpendapat, harapan orang terhadap pekerjaan telah berubah secara radikal dalam beberapa tahun terakhir. Kebanyakan pencari kerja tak ingin hidup untuk bekerja, tetapi bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Para pengusaha harus memahami bahwa meskipun gaji yang tinggi mungkin menjadi cara untuk menarik perhatian pencari kerja tetapi uang tidak cukup untuk mempertahankan mereka dalam jangka panjang. Budaya yang mendukung work life balance, memungkinkan fleksibilitas, dan menekankan hubungan kerja yang baik sama pentingnya,” papar Sagar Goel.
Kemudian, Varun Mehta, selaku COO - Indonesi, JobStreet, mengatakan, dalam survei yang digagas pihaknya, 42i para profesional Indonesia terbuka untuk tawaran kerja baru.
“Mengetahui tenaga kerja Indonesia sangat energik dan produktif, bagaimana cara perusahaan dapat memenangkan talent terbaik dan memenuhi kebutuhan mereka di tengah pasar yang sangat kompetitif? Setiap perusahaan harus mulai perekrutan dari sekarang, menekankan gairah daripada keahlian mereka, menyediakan pengalaman perekrutan end-to-end yang luar biasa, memanfaatkan manajer perekrutan sebagai ambasador, serta menawarkan manfaat keseluruhan kepada para kandidat,” terang Varun Mehta.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.