Ilustrasi seorang anak sakit perut. (Newhealthadvisor/Edited by HerStory)
Kurangnya cairan tubuh merupakan salah satu alasan mengapa feses anak memiliki tekstur yang keras sehingga sulit untuk dikeluarkan.
Pastikan kebutuhan cairan anak terpenuhi sehingga tekstur feses mereka menjadi lebih lunak dan mudah untuk dikeluarkan.
Salah satu alasan yang biasa membuat anak suka menahan BAB yaitu karena takut untuk pergi ke toilet sendiri. Ini membuat siklus BAB anak menjadi terganggu dan dapat menyebabkan sembelit.
Melatih anak untuk ke toilet sendiri dapat membantu anak membiasakan diri untuk melakukan BAB tanpa harus disuruh.
Mendorong anak untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dapat membantu mengurangi risiko anak untuk terkena sembelit.
Kurangnya aktivitas fisik dapat membuat pergerakan makanan dalam saluran pencernaan melemah, sehingga sisa makanan atau feses akan menetap lebih lama di dalam usus dan pada akhirnya akan mengeras.
Serat adalah kandungan nutrisi yang dapat membantu proses pencernaan dengan cara menyerap air ke dalam usus besar.
Dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, anak akan memproduksi feses dengan tekstur yang lebih lembut sehingga mudah untuk dikeluarkan pada saat BAB.
Stres dapat menyebabkan gerakan usus menjadi lambat yang bisa memicu terjadinya sembelit. Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab anak merasa stres, mulai dari faktor akademis, sosial, hingga emosionalnya.
Moms, kamu bisa mengelola stres anak dengan mencari tahu penyebab stres anak dan mendorong mereka untuk menjalankan pola hidup sehat.
Apabila susu merupakan salah satu pemicu utama anak mengalami sembelit terus menerus, maka Moms bisa mengganti susu yang dikonsumsi anak ke susu hipoalergenik atau susu alternatif lain seperti susu kedelai.
Semoga informasi di atas bermanfaat, ya Moms!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.