Menu

14 Mitos Mengenai Virus Corona, Bisa Ditularkan di Iklim Panas dan Lembap hingga Obat Khusus untuk Lawan COVID-19

17 Maret 2020 12:15 WIB
14 Mitos Mengenai Virus Corona, Bisa Ditularkan di Iklim Panas dan Lembap hingga Obat Khusus untuk Lawan COVID-19

Seorang wanita yang menggunakan masker (Pinterest/Edited by HerStory)

HerStory, Jakarta —

Ditengah merebaknya wabah COVID-19, masih ada masyarakat yang belum paham betul mengenai virus baru ini. Atau mungkin di antara Beauty juga ada yang masih bingung mengenai apa itu virus corona? Banyaknya informasi silih berganti bisa menjadi faktor mengapa hingga saat ini masih ada yang belum paham mengenai apa itu COVID-19 dan banyak mitos bermunculan di dalamnya.

Melansir dari laman World Health Organization, Selasa (17/3/2020), berikut 14 mitos tentang virus corona:

Baca Juga: Kamu Perlu Tahu! Begini 4 Fase Virus Corona yang Menyerang Tubuh

Mitos 1: Virus COVID-19 dapat ditularkan di daerah dengan iklim panas dan lembab

Sejauh ini, banyak bukti yang mengatakan virus COVID-19 dapat ditularkan di semua area, termasuk daerah dengan cuaca panas dan lembab. WHO menyarankan untuk tetap melakukan tindakan perlindungan kalau kamu tinggal di daerah terjangkit, apa pun itu iklimnya.

Cara terbaik untuk melindungi diri dari virus corona ialah dengan sering membersihkan tangan. Dengan melakukan ini, kamu akan menghilangkan virus yang mungkin bersinggah di tangan dan menghindari infeksi yang dapat terjadi saat menyentuh mata, mulut, dan juga hidung.

Mitos 2: Cuaca dingin dan salju enggak bisa membunuh virus corona baru

Enggak ada alasan untuk percaya bahwa cuaca dingin dapat membunuh virus corona baru atau penyakit lainnya. Suhu tubuh manusia normal sekitar 36,5 hngga 37 derajat celcius, terlepas dari suhu eksternal atau cuaca.

WHO menyarankan untuk kamu sering membersihkan tangan dengan alkohol atau mencuci tangan menggunakan sabun dan air untuk menghindari virus corona baru.

Mitos 3: Mandi air panas tidak mencegah penyakit coronavirus baru

Mandi air panas enggak akan mencegah tubuh untuk menangkal COVID-19. Sebenarnya, mandi air panas denfan suhu yang sangat panas bisa berbahaya, karena bisa membakar tubuh. 

Baca Juga: Edukasi 5 Langkah LAWAN Coronavirus!

Mitos 4: Virus corona baru enggak bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk

Hingga saat ini belum ada informasi atau bukti baru yang menunjukkan bahwa virus ini bisa ditularkan oleh nyamuk. Virus corona baru adalah virus pernapasan yang menyebar terutama melalui tetesan yang dihasilkan ketika orang terinfeksi batuk atau bersin, atau melalui cairan dari hidung.

Intinya, kamu harus bisa menjaga diri dan menghindari kontak langsung dengan siapa pun yang tengah terjangkit flu dan batuk.

Mitos 5: Pengering tangan efektif bunuh virus corona?

Enggak. WHO mengatakan, enggak. Pengering tangan enggak efektif dalam membunuh COVID-19. Kalau kamu mau mengeringkan tangan setelah mencucinya kamu bisa menggunakan handuk kertas atau pengering bersuhu hangat.

Mitos 6: Lampu UV bisa bunuh virus corona?

Lampu UV atau sinar ultravilet sebaiknya enggak digunakan untuk mensterilkan tangan atau area kulit lainnya karena radiasi UV dapat menyebabkan iritasi kulit.

Mitos 7: Alat pendeteksi tubuh bisa mendeteksi orang yang terinfeksi COVID-19?

Pemindai termal efektif dalam mendeteksi orang yang tengah mengalami demam (yaitu memiliki suhu tubuh lebih tinggi dari normal) karena infeksi dengan virus corona baru.

Namun, pemindai termal enggak bisa mendeteksi orang yang terinfeksi tetapi belum demam. Hal ini karena dibutuhkan antara 2 dan 10 hari untuk mendeteksinya.

Mitos 8: Menyemprotkan alkohol ke selurih tubuh bisa bunuh virus corona?

Menyemprotkan alkohol ke seluruh tubuh enggak akan membunuh virus yang masuk ke dalam tubuh. Menyemprotkan zat-zat semacam itu bisa berbahaya bagi selaput lendir, seperti mata dan mulut. Alkohol fan klorin bisa digunakan untuk mendisinfeksi permukaan, tapi harus sesuai rekomendasi yang tepat.

Baca Juga: Cegah Penularan COVID-19, Begini Lho Cara Karantina Diri Sendiri!

Mitos 9: Vaksi anti-pneunomia bisa melindungi tubuh dari COVID-19?

Enggak benar adanya. Vaksin terhadap pneunomia, seperti vaksin pneumokokus dan vaksin Hameophilus influenza tipe B (Hib) enggak memberikan perlindungan terhadap virus corona.

Virus ini sangat berbeda sehingga membutuhkan vaksin sendiri. Para peneliti sedang mencoba mengembangkan vaksin untuk melawan virus tersebut dan WHO mendukung upaya mereka. 

Meskipun vaksin ini enggak efektif terhadap virus corona, vaksinasi terhadap penyakit pernapasan sangat dianjurkan untuk melindungi kesehatan tubuh.

Mitos 10: Rutin membilas hidung dengan air garam bisa bantu mencegah virus corona?

Enggak ada bukti yang mengatakan bahwa mencuci hidung dengan garam bisa melindungi tubuh dari virus corona. Ada beberapa bukti terbatas mencuci hidung dengan garam msecara teratur dapat membantu orang pulih lebih cepat dari flu biasa. Namun, membilas hidung secara teratur belum terbukti mencegah infeksi pernapasan.

Mitos 11: Makan bawah putihbisa cegah infeksi virus corona

Bawang putih adalah makanan sehat yang mungkin memiliki beberapa sifat antimikroba. Namun, enggak ada bukti bahwa makan bawang putih telah melindungi orang dari virus corona.

Mitos 12: Virus corona lebih rentan terhadp lansia atau usia muda juga demikian?

Virus ini enggak memandang usia, siapa pun bisa terinfeksi. Orang yang lebih tua dan orang dengan kondisi medis tertentu tampaknya lebih rentan terkena virus tersebut.

WHO menyarankan untuk siapa pun mengambil langkah untuk melindungi diri. Seperti menjaga imun tubuh dan juga kebersihan tangan.

Mitos 13: Antibiotik bisa mengobati virus corona?

Antibiotik enggak bekerja dalam melawan virus, hanya bakteri. COVID-19 ada virus dan antibiotik enggak boleh digunakan sebagai saranan pencegahan atau pengobatan. Namun, kalau kamu dirawat karena wabah ini mungkin kamu akan diberikan antibiotik karena koinfeksi bakteri mungkin saja terjadi.

Mitos 14: Cuaca dingin dan salju enggak bisa membunuh virus corona baru

Hingga saat ini enggak ada obat khusus yang disarankan untuk mencegah atau mengobati virus corona. Namun, mereka yang terinfeksi harus melakukan perawatan untuk meredakan gejala. Beberapa perawatan spesifik sedang diselidiki, dan akan diuji melalui uji klinis.

Baca Juga: Mitos atau Fakta? Makan Pedas Bikin Gairah Seks Jadi Makin Greng, Simak Yuk Tips Bercinta yang Wajib Dijajal Pasutri!

Baca Juga: Masih Banyak Dipercaya, Ini 7 Fakta dan Mitos Soal Mata dari Sisi Medis! Kamu Pernah Dengar yang Mana?

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.