Kebiasaan buruk begadang ternyata membahayakan bagi wanita. (Unsplash)
Sebuah studi yang diterbitkan tahun ini di Journal of Neuroscience menemukan bahwa tetap terjaga terlalu lama menghancurkan sel-sel otak pada tikus dan mungkin hal yang sama dapat terjadi pada manusia.
Para peneliti di University of Pennsylvania menempatkan tikus di bawah jadwal tidur yang tidak teratur untuk melihat efeknya pada mekanika otak. Para peneliti menemukan bahwa 25 persen lokus coeruleus rusak secara permanen. Area otak ini bertanggung jawab untuk kewaspadaan dan pemikiran kognitif.
Selain itu, kurang tidur juga dapat memengaruhi keseimbangan neurotransmitter di otak. Neurotransmitter adalah zat kimia yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal di antara sel-sel saraf di otak.
Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan neurotransmitter ini dan menyebabkan gangguan neurologis. Beberapa jenis gangguan neurologis yang dapat disebabkan karena kurang tidur antara lain migrain, kejang, dan demensia. Dampak berkepanjangannya yang terjadi bisa menderita penyakit Alzheimer dan Parkinson.
Beberapa alasan mengapa begadang berdampak negatif bagi tubuh antara lain dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, peradangan, dan peningkatan kadar kolesterol, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Selain itu, dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan metabolisme tubuh yang bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan resistensi insulin. Begadang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Kurang tidur dapat membuat seseorang sulit untuk konsentrasi karena tidur yang cukup sangat penting untuk memulihkan otak dan tubuh. Ketika kurang tidur, otak tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproses informasi dan memperbaiki kerusakan sel-sel otak.
Hal ini dapat mengakibatkan gangguan kognitif seperti kesulitan konsentrasi, gangguan daya ingat, dan penurunan kemampuan berpikir kritis. Kurang tidur juga dapat mengakibatkan penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang tepat.
Selain itu, juga dapat mempengaruhi produksi neurotransmitter dalam otak seperti dopamin, serotonin, dan noradrenalin yang berperan penting dalam mempertahankan konsentrasi dan fokus. Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.