Bu Rudy, Juragan Sambal Asal Surabaya (Phaksy Sukowati/Kumparan)
"Akhirnya saya lari ke Surabaya, dengan menenteng tas, ada bajunya saya tutupi koran. Terus ikut orang di Kapasan," kenang Lanny.
Sebelum menggeluti dunia kuliner, Bu Rudy sempat kerja serabutan di Surabaya. Hingga pada tahun 1983, ia merintis bisnis sepatu dengan membuka toko di Pasar Turi.
Miris, selang 7 tahun sejak bisnis berdiri, toko sepatu ya lenyap menjadi abu bersamaan dengan terbakarnya Pasar Puri.
Meski begitu, kejadian tersebut gak melunturkan semangat Bu Rudy untuk terus berbisnis. Hingga akhirnya ia memulai perjalanan bisnis sambal lengendarisnya.
Beauty, siapa sangka sambal buatan Bu Rudy ini awalnya gak bertujuan untuk dipasarkan. Ia membuat sambal bawang berkat sang suami yang gemar memancing.
Ikan tangkapan suaminya terasa nikmat jika disantap dengan sambal bawang. Dengan begitu, ia kerap membuat sambal untuk disantap keluarga.
Gak hanya sampai di lidah keluarga, teman Bu Rudy juga ikut mencicipi sambal tersebut. Mereka kemudian mendorong Bu Rudy untuk menjual sambal buatannya sebab rasanya sangat nikmat dan bikin nagih.
Meski awalnya ragu, Bu Rudy akhirnya memberanikan diri untuk kembali berbisnis. Ia menamai sambal buatannya sebagai ‘Sambal Bu Rudy’ yang mana diambil dari nama sang suami Rudy Siswadi.
Bukan tanpa tantangan, Bu Rudy sempat menghadapi beberapa tantangan dalam membangun bisnisnya. Ternyata, dulu ia merasa kesulitan untuk menjaga ketahanan sambal sehingga produk andalannya ini mudah rusak.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.