Bu Rudy, Juragan Sambal Asal Surabaya (Phaksy Sukowati/Kumparan)
"Saya kan ndak ngerti tentang keawetan sambal ini berapa bulan Pak dan diulek. Pertama satu kilo, dua kilo, lama-lama jadi akeh (banyak)," kata dia.
"Cuma dalam berapa tahun tetep saya ndak bisa proses, kadang-kadang rusak sambelnya. Karena saya bukan orang pintar, yo wes tak jual (ya sudah saya jual) apa adanya," sambungnya.
Meski begitu, seiring berjalannya waktu, anak Bu Rudy turut membantu bisnis rintisan sang ibu. Mereka kemudian memberikan solusi untuk membuat sambal yang tahan meski tanpa pengawet.
“Berhubung anak-anak sudah gede, sudah ngerti, zaman sekarang to Pak, ya anak-anak yang nekuni. Sekarang lumayan bisa awet telung wulan (tiga bulan)," jelas dia.
Awalnya Bu Rudy memasarkan sambal buatannya secara keliling menggunakan mobil pick-up. Tentu saja, gak lama kemudian informasi soal kelezatan sambalnya banyak terdengar dan pembelinya semakin membludak.
Akhirnya Bu Rudy memutuskan untuk menyewa tempat di Jalan Dharmahusada Surabaya sebagai lokasi depot sambal. Berkat bisnis yang makin mekar, ia akhirnya memutuskan untuk membuat rumah makan juga.
Kini lokasi tersebut menjadi pusat Sambal Bu Rudy. Kalau ke Surabaya rasanya belum afdol kalau enggak nyobain Sambal Bu Rudy, lho!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.