llustrasi salah satu pemanis pengganti gula, stevia, untuk penderita kanker (Shutterstock/NIKCOA)
Energi yang digunakan untuk beraktivitas sehari-hari, sebagian besar berasal dari gula. Gula dari makanan dan minuman yang masuk ke usus akan berubah menjadi glukosa dan melewati proses pembentukan energi.
Kalau enggak makan gula sama sekali, tubuh akan kehilangan salah satu sumber karbohidrat utamanya. Dengan begitu, berkurang pula produski energi dalam tubuh dan dampaknya, kamu jadi rentang kekurangan energi.
Kadar gula yang rendah juga dapat menyebabkan berbagai masalah dalam sistem saraf pusat. Gejala awal termasuk kelemahan, sakit kepala ringan, dan pusing. Sakit kepala dapat terjadi karena kekurangan glukosa, terutama jika kamu menderita diabetes.
Kamu mungkin juga merasakan tanda-tanda stres, seperti gugup, gelisah, dan mudah marah. Ketika kadar gula darah turun di malam hari, mungkin mengalami mimpi buruk, menangis saat tidur, atau gangguan tidur lainnya.
Kurangnya koordinasi, kedinginan, kulit lembab, dan berkeringat dapat terjadi dengan gula rendah. Kesemutan atau mati rasa di mulut adalah efek lain yang mungkin timbul. Selain itu, kaamu mungkin mengalami penglihatan kabur, sakit kepala, dan kebingungan.
Kalau enggak segera diatasi, kekurangan asupan rendah yang parah bisa sangat berbahaya. Ini dapat menyebabkan kejang, kehilangan kesadaran, atau bahkan kematian.
Kalau tubuh kekurangan energi akibat kurangnya asupan gula, ini juga berpengaruh pada kinerja otak. Pasalnya, otak merupakan sumber sistem saraf pusat tubuh amat mengandalkan ketersediaan glukosa dalam darah.
Otak akan kehilangan sebagian sumber energinya dan bisa mempengaruhi kerja organ yang lain kalau tak ada asupan gula sama sekali ke dalam tubuh. Sebuah penelitian nyang dilakukan oleh American Diabetes Association, hipoglikemia parah bahkan dapat menurunkan fungsi berpikir otak.
Sudah pernah dengar istilah ini Beauty? Keto flu merupakan kumpulan gejala yang dialami oleh beberapa orang ketika mereka pertama kali memulai diet keto. Gejala yang dapat terasa mirip dengan flu, disebabkan oleh tubuh beradaptasi dengan diet baru yang terdiri dari sangat sedikit karbohidrat dan gula.
Mengurangi asupan karbohidrat memaksa tubuh untuk membakar keton untuk energi alih-alih glukosa. Keton adalah produk sampingan dari pemecahan lemak dan menjadi sumber bahan bakar utama ketika mengikuti diet ketogenik.
Biasanya, lemak dicadangkan sebagai sumber bahan bakar sekunder untuk digunakan ketika glukosa tidak tersedia. Beralih ke membakar lemak untuk energi ini disebut ketosis. Ini terjadi selama keadaan tertentu, termasuk kelaparan dan puasa.
Nah itu dia deretan bahaya yang dapat mengintai kesehatan kalau berhenti mengonsumsi gula sama sekali. Semoga bermanfaat ya!
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.