Ilustrasi ibu hamil sakit perut. (Freepik/gpoinstudio)
Moms, apa kamu pernah mendengar gangguan kehamilan plasenta previa? Ini merupakan kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
Selain menutupi jalan lahir, plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan. Plasenta previa lebih banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia di atas 30 tahun.
Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Kedokteran Fetomaternal di RS Pondok Indah, dr. Novan Satya Pamungkas, Sp. O. G, Subsp. K. F. M., kondisi plasenta previa ini bisa menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.
"Misalnya komplikasi pada ibu, terjadinya syok akibat perdarahan hebat yang dapat terjadi saat sebelum, selama, atau beberapa jam setelah persalinan, penggumpalan darah, peningkatan risiko plasenta akreta (kondisi ketika plasenta (ari-ari) tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim), hingga peningkatan risiko plasenta previa di kehamilan berikutnya," jelas dr. Novan kepada HerStory, baru-baru ini.
"Sedangkan komplikasi pada janin yang dapat terjadi akibat plasenta previa, antara lain bayi lahir prematur (kelahiran yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu), janin kekurangan oksigen," sambungnya.
Menurut dr. Novan, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti dari gangguan plasenta previa, tapi beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami kondisi ini, antara lain:
Gejala Plasenta Previa adalah perdarahan dari vagina yang terjadi pada trimester 2-3 dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.