Seblak Mie (Sumber/Dapur Kobe)
Kata 'seblak' sebenarnya merupakan singkatan dari kata 'segak' dan 'nyegak' dalam bahasa Sunda yang berarti 'menyengat'. Rasa menyegat tersebut merupakan ciri khas seblak yang menggunaan cikur atau kencur.
Mengenai sejarah seblak, terdapat dua versi. Versi pertama menyebutkan bahwa seblak lahir di Garut dan Cianjur Selatan sebelum kemerdekaan. Namun, pada saat itu dikenal dengan nama 'kurupuk leor,' di mana mengacu pada teksturnya yang lembut.
Sementara versi kedua menyebutkan bahwa pada tahun 1930, di daerah bernama Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, ada kuliner yang berbahan dasar sama dengan seblak yang disebut 'kerupuk godog'. Bedanya, seblak satu ini bukan dimasak dengan kencur, kerupuk rebus tersebut disajikan dengan bumbu kacang sebagai sambalnya. Kemudian pada tahun 1990-an, perantau asal Sumpiuh membawa seblak ke Bandung yang menjadi awal dari kepopuleran seblak.
Pada awalnya seblak hanya kerupuk rebus berbumbu bawang putih, garam, cabai, dan kencur. Namun seblak saat ini telah dimodifikasi agar disesuaikan dengan lidah anak muda. Seperti jenis kerupuk yang lebih bervariasi, yaitu campuran berbagai macam kerupuk dengan bentuk yang beraneka ragam.
Kemudian topping yang ditawarkan juga sangat banyak, sehingga pembeli dapat memilihnya sendiri. Topping tersebut antara lain adalah mie, kwetiaw, makaroni, bakso, aci, sosis, ceker, tulangan, siomai kering, dan masih banyak lagi. Bagaimana, ada topping favorit kalian?
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel:
Lihat Sumber Artikel di Suara.com
Konten Sindikasi: Artikel ini merupakan kerja sama HerStory dengan Suara.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel yang tayang di website ini menjadi tanggung jawab HerStory.