Illustrasi Merangsang Perut saat Bercinta (Freepik/TheAsianParent)
Kondisi ini terjadi karena film bokep memicu harapan dan ekspektasi berlebihan dan tak realistis serta gangguan fungsi otak, perilaku dan sebagainya. Di mana semuanya berisiko akan mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan fisik dan mental.
"Bahkan di dalam film biru tidak dijelaskan secara detail tentang tahapan, tujuan, manfaat, risiko dan harapan dari teknik dan posisi berhubungan seksual yang dilakukan," ungkap dr. Haekal.
Dokter yang juga pakar kecantikan itu mengingatkan jika film bokep cenderung menonjolkan eksploitasi seksual, alih-alih memberi edukasi atau solusi dari yang dihadapi pasangan. Bahkan eksploitasi ini cenderung tak realistis atau sesuai kenyataan, ditambah cenderung tak beretika karena melanggar nilai-nilai yang dianut seseorang.
"Sama halnya dengan film komersial lain, film biru juga melalui proses editing, rekayasa visual dan menggunakan pemeran pengganti. Sehingga film biru tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk dijadikan referensi belajar teknik dan posisi berhubungan seksual karena adegan yang disajikan tidak lagi alami dan tidak sesuai realita," jelasnya.
Terakhir dr. Haekal menyarankan untuk belajar dan mencari inspirasi posisi seks dan teknik membuat pasangan orgasme dengan cara membaca dan mempelajari sumber ilmiah. Ditambah cara belajar ini bukan hanya untuk membangkitkan hasrat seksual, tapi bisa memberikan keharmonisan hubungan intim suami istri.
"Selain itu, jangan menggunakan film biru sebagai cara untuk mengatasi kejenuhan dalam berhubungan bseksual dengan pasangan, karena selain berisiko kecanduan, juga akan menyebabkan disfungsi seksual yang akan mengganggu keharmonisan hubungan dengan pasangan," tutup dr. Haekal.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.