Menu

Agar Tak Ada Salah Paham dan Konflik, Intip Yuk 4 Tips Berkomunikasi dengan Baik ala Mazhab Frankfurt, Nomor 1 Sering Terlewatkan!

05 Desember 2023 23:45 WIB
Agar Tak Ada Salah Paham dan Konflik, Intip Yuk 4 Tips Berkomunikasi dengan Baik ala Mazhab Frankfurt, Nomor 1 Sering Terlewatkan!

Ilustrasi pasangan kurang komunikasi (Sumber/Pinterest)

HerStory, Jakarta —

Beauty, komunikasi merupakan salah satu cara untuk bersosialisasi dengan  semua orang. Maka dari itu perlu adanya komunikasi yang baik untuk menjaga hubungan, karena jika komunikasinya tak baik, bisa saja menimbulkan konflik, salah paham, miskomunikasi, dan lain sebagainya.

Bukan hanya komunikasi antar teman, komunikasi yang baik juga sangat dibutuhkan ke dalam segala hal, mahasiswa-dosen, presiden-rakyat, guru-siswa, orangtua-anak, antar pemimpin negara, dan lain seterusnya.

Berbagai konflik yang terjadi di dunia ini, semuanya karena komunikasi yang buruk antar komunikator. Mulai dari konflik di Palestina, penjajahan Belanda, konflik ras di Amerika, bahkan konflik antar etnis. Termasuk hal-hal sepele pertikaian anak SD itu pemicunya adalah komunikasi yang nggak baik.

Nah, untuk menghindari itu semua, untuk menghindari komunikasi yang buruk, untuk menghindari sebuah interaksi yang nggak sehat, mengutip dari sindikasi yoursay.suara.com, ternyata ada  beberapa pemikir dari Institute for Social Research atau dalam bahasa Jermannya Institut für Sozialforschung, Goethe University Frankfurt, telah merumuskan sebuah formula komunikasi yang rasional, yang baik, yang seharusnya diterapkan oleh masyarakat.

Lembaga itu biasa disebut sebagai Mazhab Frankfurt, Jerman, yang melahirkan salah satunya yakni intelektual generasi kedua, Jurgen Habermas. Filsuf kritis ini merumuskan sebuah gagasan bagaimana komunikasi itu seharusnya berjalan. Berikut beberapa proporsi yang ditawarkannya.

1. Refleksi Diri

Ternyata komunikasi yang baik ala Habermas itu bukan hanya persoalan seberapa banyak Anda berkoar, seberapa banyak Anda bisa mengucapkan omongan, atau seberapa baik public speaking Anda. Jauh sebelum itu, kalau menurut Habermas kita harus merefleksikan diri terlebih dahulu, mengoreksi, introspeksi, mengevaluasi, menyusun, memilah, menggerogoti segala hal tentang diri kita, khususnya tentang apa yang hendak disampaikan.

Misalnya kalau mau komunikasi dengan dosen, kita perlu mengoreksi diri tentang sampai manakah upaya yang dilakukan untuk lulus kuliah? Bahan apa yang telah disiapkan untuk ke depan? Seberapa siapkan knowledge pada diri untuk berdiskusi bersama dosen?  Berapa referensi yang telah disiapkan untuk pengerjaan tugas akhir? Dan, berbagai refleksi diri lainnya yang mungkin perlu disadari oleh setiap mahasiswa. Melalui berbagai pertanyaan tersebut akan dapat memunculkan perilaku kritis terhadap diri sendiri.

Kenapa kok kita harus refleksi diri sebelum ngebacot? Ya, tentu saja untuk menghindari diri dari perilaku nyinyir, merengut, komentar yang tak berfaedah dan lain sebagainya pada lawan bicara kita. Justru sebaliknya, melalui refleksi diri maka kita akan selalu berpikir yang berorientasi pada pengembangan kualitas pada diri. Pasalnya, di dalam refleksi diri antara pengetahuan dan kepentingan dapat menyatu

2. Kesetaraan antar Komunikator

Ketika refleksi diri sudah dilakukan, selanjutnya adalah antara komunikator harus memposisikan diri sebagai dua insan yang setara. Meskipun kenyataannya statusnya berbeda, namun si yang statusnya tinggi harus bisa agak merendah menyesuaikan status lawan bicaranya. Sehingga pada intinya adalah tidak boleh ada dominasi dalam sebuah komunikasi.

Selama ini kita berkomunikasi pasti ada individu yang dominan, antara dosen-mahasiswa, antara guru-siswa, antara Indonesia dan Amerika, antara Presiden-rakyatnya dan lain seterusnya. Ketika ada pihak yang mendominasi, maka dapat dipastikan komunikasi ini akan berjalan satu arah, atau sekurang-kurangnya yang dominan yang akan banyak bicaranya, bahkan memiliki pengaruh yang lebih. 

Bagi Habermas, masyarakat yang komunikatif adalah masyarakat yang ketika berkomunikasi terbebas dari dominasi, atau yang disebutnya sebagai ‘komunikasi tanpa penguasaan’. Dengan kata lain, komunikasi harus berjalan secara setara, gotong royong, musyawarah, bahu membahu, tanpa ada dominasi di dalamnya.

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.