Ilustrasi demam pada anak. (Freepik/Edited by HerStory)
Moms, tahukah kamu jika di tahun 2019 lalu, setidaknya ada sembilan juta orang yang mengalami demam tifoid dan 110.000 orang di antaranya mengalami kematian setiap tahun.
Menurut dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp. A, Subsp. G. H. yang merupakan Dokter Spesialis Anak Subspesialis Gastrohepatologi Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, demam tifoid merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang penyebaran infeksinya terjadi melalui makanan atau ir yang terkontaminasi bakteri.
Nah, biasanya demam tifoid ini memiliki gejala demam berkepanjangan, sakit kepala, mual, nyeri perut, konstipasi atau sembelit, atau diare. Di sisi lain, sebagian penderitanya bahkan mengalami ruam. Bahkan jika kasusnya berat, demam tifoid bisa menyebabkan komplikasi berat yang akibatnya sangat fatal.
"Demam tifoid dapat diobati dengan antibiotika. Meskipun gejala sudah menghilang, tetapi penderita dapat menjadi carrier yang masih dapat menyebarkan infeksi ke orang lain melalui bakteri di tinja. Sehingga, penting dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bakteri Salmonella typhi sudah tidak ada lagi dalam tubuh pasien," jelas dr. Frieda dikutip Herstory dari keterangan resmi yang diterima pada Jumat (19/5/2024).
Oh iya Moms, biasanya demam tifoid terjadi pada area dengan sanitasi kurang baik dan kebersihan air minum yang kurang terjaga. Berkaitan dengan itu, akses air minum yang bersih, sanitasi yang kuat, higienitas saat mengolah makanan, dan vaksinasi tifoid pun efektif mencegah terjadinya penyakit ini. Menurut dr. Frieda, vaksinasi tifoid direkomendasikan untuk nak berusia 2 tahun dan orang dewasa sampai usia 45 hingga 65 tahun, hal itu tergantung dari jenis vaksin yang digunakan.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.