dr. Alvin Saputra, Andreas Gutknecht, dr. Imran Pambudi, MPHM, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A, dr. William S. Tjeng, Sp.A (istimewa)
Moms, hingga saat ini kasus demam berdarah di Indonesia masih mengkhawatirkan. Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue, berpotensi menjangkit seseorang lebih dari sekali, dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Secara umum, vaksinasi dapat menurunkan risiko terkena penyakit dan tingkat keparahan apabila terjangkit. Tingkatkan kesadaran, ambil langkah preventif, dan jadikan lingkungan bebas dengue sebagai prioritas bersama.
Dalam upaya pencegahan demam berdarah, Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta (IDAI JAYA) didukung oleh PT Takeda Innovative Medicines menyelenggarakan Indonesia Dengue Summit. Salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas bagi tenaga kesehatan, edukasi mendalam bagi masyarakat seputar penyakit Demam Berdarah Dengue/DBD.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), DBD adalah salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat di dunia. Insiden DBD meningkat secara signifikan di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir, dengan kasus yang dilaporkan kepada WHO naik dari 505.430 kasus pada tahun 2000 menjadi 5,2 juta pada tahun 2019.
Jumlah kasus demam berdarah tertinggi tercatat pada tahun 2023, yang memengaruhi lebih dari 80 negara di seluruh wilayah WHO.1 Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat hingga minggu ke-23 tahun 2024 saja, terdapat 131.501 kasus DBD dengan kematian sebanyak 799 kasus. Angka kasus kejadian tersebut lebih tinggi dari kumulatif kasus DBD di tahun 2023 yaitu 114.720 kasus, dan mendekati total kasus kematian sepanjang tahun 2023 yaitu 894 kasus.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.