Media Briefing Research on Factors Contribute to Successsful Formal Employment of Persons With Visual Impairment (Herstory)
Penelitian ini mengungkap bahwa individu tunanetra yang telah berhasil memasuki dunia kerja menunjukkan sejumlah keterampilan utama yang berperan penting pada kesuksesan mereka. Persiapan mental untuk bekerja harus menjadi materi utama pada program pelatihan soft skill.
Seperti, kemampuan untuk belajar dan bekerja sama secara efektif dalam tim, memegang teguh etika kerja yang baik, serta memiliki tujuan pengembangan karier profesional yang jelas menjadi fondasi yang kuat. Selain itu, mereka juga menunjukkan ketangguhan menghadapi kritik eksternal, memiliki harga diri yang sehat, dan mampu membangun interaksi positif dengan rekan kerja.
Keterampilan-keterampilan ini tidak hanya membantu mereka beradaptasi dan berkembang di lingkungan kerja, tetapi juga berkontribusi pada terciptanya lingkungan kerja yang lebih inklusif dan produktif.
Beberapa keterampilan yang perlu ditingkatkan oleh para pencari kerja tunanetra, antara lain komunikasi non-verbal, keterampilan berdiplomasi, kemampuan mempersiapkan resume, pengetahuan tentang undang-undang ketenagakerjaan, dan keterampilan menulis.
Untuk mengatasi hal ini, pelatihan khusus tentang bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang mengutamakan praktik dan simulasi dapat membantu meningkatkan komunikasi non-verbal. Pelatihan tentang resolusi konflik, negosiasi, dan komunikasi asertif dapat meningkatkan keterampilan diplomasi.
Peran Penting Berbagai Pihak dalam Memberdayakan Tunanetra di Dunia Kerja Berbagai pihak, termasuk keluarga, institusi pendidikan tinggi, organisasi masyarakat sipil atau LSM, dan teman sebaya, memainkan peran penting dalam mendukung penyandang tunanetra. Mereka berfungsi sebagai motivator dan pendukung utama untuk mempersiapkan individu tunanetra memasuki dunia kerja, baik untuk kesiapan mental maupun keterampilan profesional.
Pemberi kerja, baik sektor pemerintah maupun sektor swasta memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja tunanetra di Indonesia. Fakta menunjukkan, masih terdapat ketidakpahaman, ketakutan, bahkan persepsi keliru para pemberi kerja tentang kemampuan tunanetra bekerja secara inklusif.
Sebagian besar pemberi kerja di Indonesia belum memahami bahwa tunanetra dapat menggunakan komputer. Untuk mengatasinya, hasil penelitian merekomendasikan diadakannya forum yang dapat mewadahi para pemberi kerja untuk berdiskusi dan berbagi informasi.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.