Melanie Perkins, pendiri dan CEO Canva (Getty Image)
Melanie bersama Cliff Obrecht yang awalnya kekasih kini sudah jadi suaminaya mulai mencari investor untuk mengembangkan Fusion Books, tetapi sayangnya tak ada investor yang tertarik dengan ide mereka. Akhirnya Fusion Books berganti nama menjadi Canva Inc, tetapi masih ditolak oleh lebih dari 100 investor di Perth.
Melanie dan Cliff akhirnya mulai mengikuti kompetisi start-up, hingga ikut ke pertemuan kite-surfing dan beberapa pertemuan di Silicon Valley untuk mendapatkan tambahan dana. Hingga akhirnya di tahun 2012, mantan eksekutif Google, Cameron Adams, memberikan pendanaan awal kepada pasangan ini untuk mengembangkan Canva.
Di tahun pertama, Canva berhasil memiliki lebih dari 600 ribu pengguna. Namanya menjadi semakin besar saat Canva memperluas jangkauan ke Manila dan Beijing, hingga akhirnya nama Melanie menjadi populer di Silicon Valley dan bisnis teknologi di Amerika Serikat.
Di tahun 2016, Melanie dinobatkan jadi salah satu pengusaha muda sukses versi Forbes '30 Under 30' di Asia. Forbes juga mencatat kekayaan Melanie Perkins mencapai US$ 6,5 miliar atau setara dengan Rp 100,75 triliun (asumsi kurs 15.500). Kekayaannya membuat ia menjadi orang terkaya ke-386 di dunia.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.