Menu

Gelar Rapat Kerja Perdana, PERDOKJASI Fokus Pengembangan Kedokteran Asuransi di Indonesia

21 Januari 2025 07:53 WIB
Gelar Rapat Kerja Perdana, PERDOKJASI Fokus Pengembangan Kedokteran Asuransi di Indonesia

Rapat Kerja Perhimpunan Dokter Pembiayaan Jaminan Sosial dan Perasuransian Indonesia (PERDOKJASI) (istimewa)

HerStory, Jakarta —

Beauty, hingga saat ini isu tentang sistem pembiayaan kesehatan secara nasional memang banyak diperbincangkan. Usut punya usut nih Beauty, Perhimpunan Dokter Pembiayaan Jaminan Sosial dan Perasuransian Indonesia (PERDOKJASI) yang baru saja menggelar rapat kerja perdana yang diadakan di Gedung R. Soeharto PB IDI, Jakarta Pusat turut membahas terkait pembiayaan kesehatan, lho. 

Melalui kegiatan ini PERDOKJASI menunjukan komitmennya  untuk terus memperjuangkan pengembangan ilmu kedokteran asuransi (insurance medicine), yang diharapkan dapat mendukung keberlanjutan sistem pembiayaan kesehatan nasional.

Dalam sambutannya, Ketua Pengurus Pusat PERDOKJASI, Dr. dr. Wawan Mulyawan, Sp.B.S., Subspes. N-TB., Sp.K.P., AAK., menekankan empat misi strategis yang akan dijalankan oleh PERDOKJASI. Menurut dr. Wawan, tujuan utamanya adalah untuk menjembatani kebutuhan medis dengan sistem pembiayaan kesehatan yang berorientasi pada kepentingan pasien. 

“Kami berupaya menjembatani kebutuhan medis dengan keberlanjutan sistem pembiayaan kesehatan yang berorientasi pada kepentingan pasien. Hal ini mencakup pengembangan keilmuan kedokteran asuransi, advokasi kebijakan berbasis bukti, penyusunan standar praktik terbaik, dan perlindungan profesionalisme dokter,” jelas dr. Wawan dikutip Herstory dari keterangan resmi, Selasa (21/1/2025).

Isu yang Dibahas dalam Rapat Kerja PERDOKJASI

Beauty, salah satu isu yang dibahas dalam rapat kerja ini, ternyata terkait pengembangan program pendidikan formal di bidang kedokteran asuransi. 

Ketua Dewan Pakar PERDOKJASI, Prof. Dr. dr. Herkutanto, Sp.F.M.(K)., S.H., LLM., FACLM., dalam kuliah pakarnya, menyoroti pentingnya penciptaan tenaga profesional di bidang ini. 

"Ilmu kedokteran asuransi telah berkembang pesat di berbagai negara selama 25 tahun terakhir, namun di Indonesia, pendidikan formal di bidang ini masih belum ada. Ini adalah peluang besar yang harus segera dimanfaatkan," ujarnya.

Isu Pembiayaan Jaminan Sosial dan Perasuransian

Fyi nih Beauty, diskusi panel yang dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas PERDOKJASI, Dr. dr. Misbahul Munir, M.K.K., turut membahas isu-isu terkini, mulai dari mengenai pembiayaan jaminan sosial hingga perasuransian, lho. Salah satu topik utama yang disorot adalah jaminan sosial, yang menjadi amanat konstitusi Indonesia dan salah satu pilar penting dalam mendukung kesejahteraan serta perekonomian negara. 

Dr. dr. Andi Afdal Abdullah, M.B.A., AAK., Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan, menyampaikan bahwa hingga 2024, 98,42 persen penduduk Indonesia telah terdaftar sebagai peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), dengan hampir dua juta peserta memanfaatkan layanan setiap harinya. Meski capaian ini sangat signifikan, ia menekankan bahwa kualitas layanan kesehatan harus terus ditingkatkan.

“Hingga 2024, sebanyak 98,42 persen penduduk Indonesia telah terdaftar sebagai peserta JKN, dengan rata-rata 1,92 juta peserta memanfaatkan layanan setiap harinya. Ini merupakan capaian besar, namun perlu diiringi dengan peningkatan kualitas layanan,” ungkapnya.

Perlindungan Pekerja dan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja (JKK-PAK)

Menariknya lagi nih Beauty, dalam rapat kerja tersebut, dr. Agustina Puspitasari, Sp.Ok., Subspes. Bio-KO.(K), praktisi Kedokteran Okupasi juga memberikan pandangannya mengenai pentingnya perlindungan bagi pekerja melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja (JKK-PAK). 

“Bonus demografi harus dimanfaatkan dengan memastikan tenaga kerja produktif tetap sehat dan terlindungi, menjadi modal mewujudkan cita-cita Indonesia Emas Tahun 2045. PERDOKJASI diharapkan aktif melakukan advokasi kebijakan, sosialisasi, dan pengembangan penelitian terkait JKKPAK,” ujarnya. 

Sementara itu, menurut dr. Dian Budiani, M.B.A., FLMI., FLHC., AAIJ., FALU., Kepala Departemen Klaim dan Manfaat Asuransi AAJI, mengungkapkan dari sisi industri bahwa klaim asuransi kesehatan pada tahun 2024 di Indonesia mengalami lonjakan signifikan sebesar 37,2%, mencapai sekitar Rp 20,91 triliun. Ia menekankan pentingnya respons strategis terhadap tren ini, yang harus melibatkan pendekatan klinis serta penguatan ekosistem asuransi kesehatan untuk menjaga keberlanjutan industri.

“Diperlukan respons strategis melalui pendekatan klinis dengan penguatan ekosistem asuransi kesehatan dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjaga keberlanjutan industri,” jelas Dr. Dian.

Terakhir, PERDOKJASI pun menegaskan perannya sebagai motor penggerak sinergi antara profesi medis dan sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia. Dengan komitmen yang kuat untuk memajukan ilmu kedokteran asuransi, PERDOKJASI bertekad memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan kesehatan nasional. 

Baca Juga: Rayakan Hari Jadi yang Ke-8, PAAI Ingatkan Peran Agen Asuransi yang Sangat Penting

Baca Juga: Layanan Express Discharge dari Garda Medika Bantu Pasien Rawat Jalan Pulang Lebih Dulu, Gak Usah Antre di Bagian Kasir dan Farmasi!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah

Artikel Pilihan