Menu

Tegaskan Stunting Si Kecil Bukan Kesalahan Ibu, Sarihusada Luncurkan Kampanye untuk Bantu Cegah Masalah Gizi Anak Indonesia

23 Januari 2025 16:00 WIB
Tegaskan Stunting Si Kecil Bukan Kesalahan Ibu, Sarihusada Luncurkan Kampanye untuk Bantu Cegah Masalah Gizi Anak Indonesia

kampanye Aksi “3 Langkah MAJU (3LM)” dari Sarihusada dan Alodokter (Herstory/Ida Umy Rasyidah)

HerStory, Jakarta —

Moms, kamu pasti tahu betul jika masalah stunting di Indonesia hingga saat ini masih belum bisa teratasi. Meski berdasarkan data angkanya menurut, tapi menurut WHO, angka tersebut masih terbilang tinggi. Sebagai informasi beauty, menurut dr. Novitria Dwinanda, SpA(K), Dokter Spesialis Anak menjelaskan jikaa prevelansi stunting tertinggi di dunia ada di Afrika dan Asia Tenggara. Indonesia sendiri masuk urutan kedua di Asia Tenggara dengan prevalensi stunting mencapai 21.2%, Moms.

Meski begitu Moms, jika si kecil menunjukan tanda-tanda stunting, kamu jangan merasa bersalah. Menurut Angelia Susanto, Healthcare Nutrition Marketing & Strategy Director, Danone SN Indonesia, stunting itu bukan salah dari sang ibu.

"Anaknya stunting itu bukan karena ibu-ibu Gak ngasih makan anak, bukan karena ibu-ibu tidak mengurus anak dengan baik, banyak faktornya, ya penyakit hingga infeksi," tegas Angel dikutip Herstory, Kamis (23/1/2025).

Selaras dengan hal itu, dr. Novitria pun menjelaskan ada banyak faktor yang bisa menjadi faktor risiko anak stunting, Moms. Termasuk karena rendahnya pemahaman orang tua terkait stunting.

“Sehingga kurang memperhatikan asupan Bunda selama kehamilan dan asupan anak seperti kecukupan ASi dan praktik pemberian makan pendamping (MPASI) yang tidak tepat,” jelas dr. Novitria.

Lalu, ada juga faktor rendahnya pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin. Hal ini disebabkan karena banyak para Moms yang tersebar di seluruh Indonesia kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan.

“Rendahnya pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin karena kesadaran masyarakat dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan. Masih banyak orang tua di Indonesia sulit menerima kenyataan atau malu jika anaknya terdiagnosa stunting dan cenderung menyangkal diagnosis dan menolak untuk dirujuk ke Rumah Sakit agar mendapat penanganan komprehensif,” tambah sang dokter.

Karena dua hal itu jadi faktor utama stunting, maka penanganan anak stunting harus dimulai  dengan intervensi keluarga dan lingkungan terdekat anak. Selai itu, pemahaman orangtua tentang pemantauan pertumbuhan, pemberian nutrisi tepat, dan pemahaman diagnosis stunting sendiri harus semakin ditingkatkan. Jika hal itu dilakukan, maka penurunan angka stunting di Indonesia bisa semakin terlihat.

Karena PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) memiliki komitmen untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah dalam pencegahan stunting, Sarihusada pun rutin melakukan kampanye Aksi “3 Langkah MAJU (3LM)” yang bertujuan untuk mendukung pencegahan stunting sejak dini di Indonesia dengan melakukan edukasi dan screening atau skrining stunting yang ditargetkan bisa menjangkau setidaknya 1 juta anak. Fyi nih Beauty, Kampanye Aksi “3 Langkah MAJU (3LM)” ini juga merupakan bagian dari keberlanjutan program Gerakan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS) yang telah diinisiasi sejak 2023.

Dokter Novitria pun menyebut langkah yang dilakukan Sarihusada untuk melakukan penanganan stunting di Indonesia sudah sangat tepat, apalagi adanya skrining untuk anak-anak sehingga para orangtua bisa terus memantau tumbang si kecil.

“Skrining efektif mencakup pengukuran tinggi, berat badan, dan penilaian status gizi untuk memastikan anak tumbuh sesuai standar. Sehingga, deteksi dini memungkinkan penanganan tepat, mengurangi risiko komplikasi, dan memastikan anak mendapatkan perawatan optimal. Sedangkan rujukan terapi stunting memastikan anak menerima intervensi yang tepat, seperti suplementasi gizi, perubahan pola makan, dan pemantauan intensif. Melalui rujukan yang tepat, anak dapat mengakses sumber daya yang diperlukan untuk memperbaiki status gizi dan mencegah dampak jangka panjang stunting. Oleh karena itu, keterlibatan berbagai pihak dalam proses ini, mulai dari tenaga kesehatan hingga keluarga, akan sangat berkontribusi pada upaya mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS),” tambah  dr. Novitria.

Komitmen Danone Dukung Tumbuh Kembang Anak Indonesia

Seperti kita ketahui bersama Moms, stunting menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup serius di Indonesia. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga dapat berdampak pada perkembangan otak dan kemampuan kognitif mereka. Oleh karena itu, upaya untuk mencegah dan menangani stunting harus dilakukan secara komprehensif, dimulai dengan skrining yang efektif dan rujukan terapi yang tepat.

Menurut dr. Novitria, skrining yang efektif adalah langkah pertama yang penting untuk memastikan anak tumbuh dengan baik. Pengukuran tinggi badan, berat badan, serta penilaian status gizi menjadi alat utama dalam mendeteksi potensi stunting. Dengan melakukan skrining secara rutin, kita bisa mengetahui apakah anak tumbuh sesuai dengan standar atau mengalami keterlambatan. Deteksi dini ini membuka peluang untuk penanganan yang lebih cepat, yang dapat mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.

Berdasarkan hal ini, Danone SN Indonesia melalui Sarihusada terus berkomitmen kuat untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak-anak Indonesia, khususnya dalam upaya mengatasi masalah stunting. Untuk itu, dalam hal penanganan stunting, Sarihusada memiliki gerakan bernama ‘Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS)’ yang dikembangkan bersama Alodokter sejak tahun 2023 dan telah menjangkau lebih dari 8.000 penerima manfaat dengan melakukan skrining status gizi anak di 50 titik lokasi di Indonesia. Kini di tahun 2025 targetnya pun semakin banyak menyasar anak-anak Indonesia.

“Pada 2025 ini, kami kembali berkolaborasi bersama Alodokter sebagai mitra yang memiliki visi yang sama untuk mendukung kesehatan anak Indonesia, dengan meluncurkan kampanye aksi “3 Langkah MAJU (3LM)” yang masih menjadi bagian dari Gerakan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS). Inisiatif kolaborasi melalui kampanye terbaru ini sejalan dengan visi Sarihusada untuk memperluas akses kesehatan dan pemenuhan nutrisi bagi anak Indonesia, serta merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk terus mendorong pencegahan stunting di Indonesia,” tutur Lee Meeng Thong, CEO Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia 

Lebih lanjut Beauty, selain skrining, rujukan terapi stunting yang tepat sangat diperlukan agar anak mendapatkan intervensi yang sesuai. Terapi ini bisa berupa suplementasi gizi yang akan membantu memperbaiki kekurangan nutrisi yang dialami anak, perubahan pola makan yang lebih seimbang, serta pemantauan intensif untuk memastikan keberhasilan intervensi tersebut. Melalui rujukan yang tepat, anak-anak yang mengalami stunting dapat mengakses berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk memperbaiki status gizi mereka.

Penting untuk diketahui bahwa penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi antara tenaga kesehatan, pemerintah, dan keluarga untuk memberikan perawatan yang optimal. Keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam mengawasi dan mendukung perubahan pola makan anak, sementara tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam memberikan skrining dan terapi yang tepat. Maka dari itu, Sarihusada pun menggandeng Alodokter.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif kolaborasi luar biasa yang telah Alodokter lakukan bersama Sarihusada melalui Gerakan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS) sejak tahun 2023. Kolaborasi ini merupakan langkah maju yang sangat berarti dalam upaya kita bersama untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia. Dengan menggabungkan keahlian kami di bidang konsultasi kesehatan digital dan komitmen Sarihusada pada nutrisi anak, kami yakin dapat mencapai dampak yang lebih signifikan dalam menurunkan angka stunting. Alodokter juga berkomitmen penuh untuk mendukung program Gerakan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS)  2025 ini dengan meluncurkan kampanye aksi melalui “3 Langkah MAJU (3LM)” yang digagas oleh Sarihusada dan mendorong perubahan perilaku yang positif dalam mewujudkan Generasi Maju 2045,” tutur Suci Arumsari - Co-Founder & President Director of Alodokter Group.

Dengan melibatkan semua pihak, masyarakat Indonesia dapat mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS), apalagi dengan kehadiran kampanye 3 Langkah Maju (3LM) yang bisa memperluas jangkauan skrining status gizi anak dengan target 1 juta anak di tahun 2025 yang akan digelar di seluruh wilayah di Indonesia. 

“Melalui inisiatif ini, kami ingin mengajak para Bunda di Indonesia untuk deteksi sejak dini risiko stunting pada si Kecil melalui aksi “3 Langkah MAJU (3LM)” dengan Mengukur tinggi dan berat secara teratur, Ajak konsultasi ke dokter dan Upayakan beri nutrisi teruji klinis. Kami berharap, melalui aksi skrining dengan menargetkan 1 juta anak ini bisa mendukung pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan stunting sedini mungkin, dan memberikan intervensi yang tepat dalam mencegah dampak jangka panjang yang lebih serius kedepannya. Karena kami yakin, dengan intervensi yang tepat anak-anak Indonesia bisa tumbuh sehat dan berkembang secara optimal,” tutup Angelia Susanto, Healthcare Nutrition Marketing & Strategy Director, Danone SN Indonesia. 

Baca Juga: Danone Indonesia Gaet Zee Zee Shahab Semarakkan Festival Isi Piringku untuk Bangun Generasi Sehat dan Dorong Pemberdayaan Perempuan

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Soal Gizi, Danone Indonesia Helat Edukasi Lewat Jelajah Gizi Banyuwangi 2024

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Artikel Pilihan