Menu

Perempuan Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah dan Perannya

07 April 2025 20:59 WIB
Perempuan Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah dan Perannya

Maya Angelou (sumber: Britannica)

HerStory, Jakarta —

Beauty, dari sains hingga sastra, kedokteran hingga matematik, ternyata perempuan telah memainkan peran yang sangat besar dalam membentuk dunia seperti yang kita kenal sekarang. Meskipun sering kali dilupakan atau terpinggirkan dalam catatan sejarah, mereka tetap berjuang, berkarya, dan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan. Mereka menunjukkan bahwa batasan hanya ada dalam pikiran, dan bahwa perubahan sejati sering dimulai dari tekad satu individu.

Siapa sajakah perempuan-perempuan tersebut yang telah menginspirasi dunia dan mengubah jalannya sejarah? Mari kita simak kisah hidup dan peran mereka.

1. Jane Austen (1775-1817)

Sebagai seorang novelis dan penulis sastra, Jane Austen tak hanya dikenal karena karya-karyanya yang penuh dengan kedalaman karakter dan kritik sosial, tetapi juga karena kemampuannya menciptakan cerita yang relevan hingga saat ini. Austen menulis enam novel yang terkenal, termasuk Pride and Prejudice dan Sense and Sensibility, yang menggambarkan dengan tajam peran perempuan dalam masyarakat serta dinamika hubungan antarindividu. Karyanya tidak hanya menyentuh hati pembaca, tetapi juga menggugah pemikiran tentang posisi perempuan dalam masyarakat pada zamannya.

2. Ada Lovelace (1815-1852)

Seorang matematikawan asal Inggris yang mungkin tak banyak dikenal di kalangan masyarakat umum, Ada Lovelace dianggap sebagai programmer komputer pertama di dunia. Lovelace mengembangkan konsep algoritma pertama yang dapat diprogram di mesin analitik Charles Babbage, yang kemudian menjadi dasar dari ilmu komputer modern. Hari Ada Lovelace diperingati setiap Selasa kedua bulan Oktober sebagai bentuk penghormatan terhadap kontribusinya yang luar biasa dalam bidang teknologi.

3. Sojourner Truth (1797-1883)

Sojourner Truth adalah seorang perempuan berkulit hitam yang sangat berpengaruh dalam gerakan abolisionisme dan perjuangan hak perempuan. Sebagai seorang mantan budak, Truth berjuang untuk kebebasan, keadilan, dan kesetaraan. Salah satu pidato terkenalnya, "Ain't I a Woman?", yang disampaikan pada tahun 1851, menggugah kesadaran masyarakat tentang diskriminasi rasial dan gender yang terjadi pada masa itu. Keberaniannya dan tekadnya untuk berbicara di depan umum menjadikannya simbol perjuangan kebebasan dan hak asasi manusia.

4. Amelia Earhart (1897-1939)

Amelia Earhart adalah seorang pionir penerbangan dan perempuan pertama yang terbang sendirian melintasi Samudra Atlantik. Pencapaiannya yang luar biasa bukan hanya membuka jalan bagi perempuan dalam dunia penerbangan, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk berani mengejar mimpi mereka, tak peduli seberapa besar tantangannya. Earhart terus mendorong batasan dalam dunia yang didominasi oleh laki-laki dan menjadi simbol keberanian serta ketekunan hingga akhirnya menghilang secara misterius saat mencoba terbang mengelilingi dunia.

5. Anne Frank (1929-1945)

Anne Frank, seorang gadis muda Yahudi asal Jerman, menulis buku harian yang mengungkapkan kehidupan sehari-hari dirinya dan keluarganya yang bersembunyi dari kejaran Nazi selama Perang Dunia II. The Diary of a Young Girl tidak hanya menjadi saksi bisu dari kengerian yang dialami oleh para korban Holokaus, tetapi juga menggambarkan harapan, ketabahan, dan kemanusiaan di tengah penderitaan. Kisah Anne Frank memberi dampak besar dalam pendidikan tentang toleransi dan pentingnya menjaga kemanusiaan dalam menghadapi kekejaman perang.

6. Eleanor Roosevelt (1884-1962)

Sebagai Ibu Negara Amerika Serikat yang menjabat paling lama, Eleanor Roosevelt tidak hanya dikenal karena perannya sebagai istri Presiden Franklin D. Roosevelt, tetapi juga karena kontribusinya yang luar biasa dalam bidang sosial dan politik. Sebagai seorang diplomat, aktivis, dan relawan, ia memimpin banyak program untuk memperbaiki kondisi perempuan dan anak-anak, serta mempromosikan hak asasi manusia secara global. Salah satu prestasinya yang paling monumental adalah keterlibatannya dalam penyusunan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

7. Katharine Graham (1917-2001)

Katharine Graham adalah penerbit wanita pertama yang memimpin surat kabar besar di Amerika, The Washington Post, dan dengan keberaniannya, ia memimpin publikasi tersebut melalui krisis besar seperti penyelidikan Watergate yang menggulingkan Presiden Richard Nixon. Dengan kemampuan kepemimpinan dan keteguhannya dalam mencari kebenaran, Graham menjadi simbol pemberdayaan perempuan di dunia media dan jurnalisme. Karyanya membuktikan bahwa perempuan bisa memimpin di ranah yang didominasi oleh laki-laki.

8. Maya Angelou (1928-2014)

Maya Angelou adalah seorang penyair, penulis, penyanyi, dan aktivis yang karya-karyanya telah memberikan suara bagi banyak orang yang terpinggirkan. Bukunya yang pertama, I Know Why the Caged Bird Sings, adalah sebuah memoar yang menyentuh tentang rasisme, pemerkosaan, dan perjuangan seorang perempuan kulit hitam di Amerika. Angelou bukan hanya seorang penulis, tetapi juga seorang tokoh penting dalam pergerakan hak sipil yang memberikan inspirasi melalui karya sastra yang menggugah hati dan pemikiran.

Baca Juga: Mengintip Profil Veronica Leoni, Direktur Kreatif Perempuan Pertama di Calvin Klein

Baca Juga: Cerita Diajeng Lestari Mendirikan Hijup E-Commerce Fashion Muslim di Indonesia

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Ida Umy Rasyidah

Artikel Pilihan