Menu

Sering Lupa? Coba Atasi dengan Rajin Konsumsi Seledri!

04 April 2020 09:00 WIB
Sering Lupa? Coba Atasi dengan Rajin Konsumsi Seledri!

Daun seledri dan segelas jus seledri. (pinterest/freepik)

HerStory, Jakarta —

Seiring bertambahnya usia, ingatan dalam otak juga jadi semakin buruk. Namun, enggak perlu khawatir, Beauty! Ternyata jika kamu rajin mengonsumsi daun seledri itu bisa membantu otak untuk tetap tajamĀ lho. Enggak hanya bualan, hal tersebut sudah dibuktikan melalui beberapa penelitian.

Sebuah studi baru mengamati bagaimana senyawa luteolin (umumnya ditemukan di peterseli, paprika dan seledri) bisa memperlambat penurunan kognitif pada tikus yang lebih tua. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa tikus yang diberi makanan yang kandungannya kaya dengan luteolin memiliki otak yang berfungsi seperti rekan-rekan mereka yang lebih muda.

Baca Juga: Enggak Hanya Kaya Anti Oksidan, Seledri Juga Ampuh Turunkan Berat Badan!

Lantas, apa itu luteolin? senyawa luteolin adalah antioksidan kuat dikenal karena sifat anti-inflamasinya. Luteolin termasuk dalam kelompok molekul tanaman yang disebut flavonoid, yang ditemukan dalam berbagai sayuran, buah-buahan, dan minuman, termasuk teh chamomile.

Flavonoid juga bisa menurunkan risiko terkena kanker dan penyakit jantung. Senyawa yang ditemukan dalam seledri dan paprika hijau dapat membantu melindungi terhadap kondisi peradangan otak.

Para peneliti telah mempelajari dengan seksama manfaat flavonoid terhadap kesehatan selama lebih dari satu dekade. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa flavonoid dapat membantu melawan demensia yang disebabkan oleh peradangan otak.

Baca Juga: Penelitian: Olahraga Dapat Meningkatkan Daya Ingat

Untuk penelitian saat ini, Saebyeol Jang dari divisi ilmu gizi di University of Illinois di Urbana-Champaign dan rekannya menyelidiki bagaimana luteolin bekerja pada sel yang disebut mikroglia yang diambil dari tikus. Mikroglia tersebar di seluruh sistem saraf pusat dan terutama bertanggung jawab untuk pertahanan imunologis otak. Ketika produksi molekul inflamasi yang dihasilkan oleh mikroglia di otak terlalu berlebihan itu dapat memperburuk perubahan neurodegeneratif. Ini bisa menyebabkan penyakit Alzheimer dan kondisi otak inflamasi yang disebut penyakit Creutzfeld-Jakob.

Peneliti mengekspos sel mikroglia tikus pada bakteri dan kemudian merawatnya dengan luteolin. Eksperimen mereka menunjukkan bahwa luteolin mengurangi peradangan yang dipicu oleh bakteri. Para peneliti juga mengetahui bahwa senyawa dalam seledri bisa memblokir inflamasi.

Dalam percobaan kedua, para peneliti memberi tikus air minum yang mengandung luteolin selama tiga minggu, dan kemudian menyuntikkan hewan dengan bakteri. Tes darah menunjukkan bahwa air berduri dalam luteolin bisa mengurangi peradangan dalam darah dan otak empat jam setelah di injeksi ke tubuh tikus. Secara khusus, para peneliti mencatat bahwa pengurangan risiko peradangan itu terjadi di hippocampus otak, area yang berkaitan dengan memori dan pembelajaran.

Baca Juga: Rambut Kamu Rusak? Simak 5 Manfaat Daun Seledri Untuk Kesehatan Rambut

Para peneliti menyimpulkan bahwa luteolin "mungkin berguna untuk mengurangi peradangan saraf." Mereka menerbitkan temuan mereka di Prosiding National Academy of Sciences. Perlu diingat bahwa bagaimanapun penelitian yang dilakukan pada tikus, bisa menghasilkan perbedaan pada manusia. Namun, makanan mengandung luteolin sudah terbukti baik untuk tubuh, jadi enggak ada salahnya untuk menambahkan beberapa seledri ke dalam makanan yang biasa kamu konsumsi.

Baca Juga: Seledri Dipercaya Bisa Bikin Kolesterol Ambrol, Begini Cara Tepat Untuk Mengolahnya!

Baca Juga: Sering Digunakan Sebagai Bumbu Masakan dan Juga Jus, Ini 5 Manfaat Seledri Untuk Kesehatan, Nyesel Kalau Gak Coba, Moms!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana