Pedagang melayani pembeli di Pasar Takjil Ramadhan Lhokseumawe, Aceh, Jumat (16/4/2021). (ANTARA FOTO/Rahmad/aww)
Beberapa penelitian menemukan bahwa makan makanan yang digoreng membuat seseorang lebih berisiko terkena diabetes tipe 2. Satu studi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan yang digoreng lebih dari dua kali per minggu, maka ia dua kali lebih mungkin mengembangkan resistensi insulin, dibandingkan dengan kelompok yang jarang mengonsumsi gorengan.
Tak hanya itu, orang yang mengonsumsi 4-6 porsi gorengan per minggu 39 persen lebih mungkin terkena diabetes tipe 2, dibandingkan dengan kelompok yang mengonsumsi kurang dari satu porsi per minggu.
Demikian pula, orang-orang yang makan gorengan tujuh kali atau lebih per minggu, 55 persen lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2, dibandingkan dengan kelompok yang makan kurang dari satu porsi per minggu.
Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori daripada makanan yang enggak digoreng. Itu berarti jika kamu sering mengonsumsi gorengan maka dapat meningkatkan asupan kalorimu secara signifikan.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa lemak trans dalam gorengan jadi pemicu penambahan berat badan karena dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.
Pernahkan kamu mengonsumsi banyak gorengan dan akhirnya merasa sakit tenggorokan dalam beberapa jam atau keesokan harinya? Beberapa orang akan mengatakan bahwa ini karena makanan "panas" yang kamu konsumsi.
Menurut Dr Gan, gorengan sebenarnya makanan penyebab refluks asam. Makanan ini memperburuk kondisi yang dikenal sebagai Laryngopharyngeal Reflux (LPR). LPR adalah suatu kondisi medis dimana asam lambung telah berpindah dari lambung kembali ke pipa makanan (kerongkongan) dan ke tingkat kotak suara (laring).
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.