Menu

Berdampak Serius! Peneliti Sebut Virus Corona Bisa Merusak Otak dan Sistem Saraf

16 April 2020 12:00 WIB
Berdampak Serius! Peneliti Sebut Virus Corona Bisa Merusak Otak dan Sistem Saraf

Virus Corona. (Unsplash/CDC)

HerStory, Jakarta —

Virus corona yang sedang mengintau dunia ternyata enggak bisa dianggap sepele. Ada hal yang perlu kamu ketahui, Beauty. Pasalnya ada sebuah studi yang mengatakan jika virus corona bisa merusak otak lho.

Sebuah studi yang dilakukan pada pasien dengan COVID-19 di kota Wuhan, Cina telah menemukan bahwa virus corona merusak otak dan setengah sistem saraf orang-orang yang terpapa corona. Berdasarkan amatan para peneliti, kerusakan tersebut muncul pada sepertiga pasien secara keseluruhan yang mengikuti penelitian ini. Kerusakan tersebut memiliki gejala termasuk sakit kepala, bicara yang tak jelas, nyeri saraf hingga kejang.

Ini merupakan penelitian pertama yang mengkarakterisasi masalah otak berkaitan dengan infeksi virus corona. Penelitian menunjukkan bahwa gejala-gejala ini jika dialami oleh pasien bisa membuat risiko yang lebih tinggi.

Baca Juga: Bisa Picu Masalah Jantung, Penelitian di Brazil Tentang Klorokuin 'Obat Corona' Dihentikan

Baca Juga: Dianggap Bisa Tangkal Corona, Ternyata WHO Tak Rekomendasikan Penggunaan Vaksin BGC!

Baca Juga: Meski Pandemi Corona Berakhir, Ahli Sarankan Untuk Tetap Harus Pakai Masker Hingga Setahun Ke Depan

Dalam studi tersebut, ahli saraf Bo Hu dari Universitas Sains dan Teknologi Huazhong bersama rekannya menganalisis 214 pasien positif COVID-19 dari Wuhan, Cina, kota tempat wabah itu muncul. Dilakukan antara pertengahan Januari dan pertengahan Februari.

Semua pasien dirawat di salah satu dari tiga pusat perawatan khusus khusus di Rumah Sakit Union universitas. Para peneliti menemukan gejala yang dialami, seperti sakit kepala, gangguan kesadaran, penyakit serebrovaskular akut, ataksia dan kejang. Selain itu, sistem saraf yang terganggu biasanya mengalami gejala, seperti gangguan rasa, gangguan bau, gangguan penglihatan dan nyeri saraf.

"Secara keseluruhan, 78 pasien (36,4%) di penelitian ini memiliki mengalami gangguan neurologis. Pasien yang mengalami infeksi parah biasanya berusia lebih tua. Hal ini menyebabkan mereka memiliki lebih banyak gangguan mendasar, terutama hipertensi, dan menunjukkan lebih sedikit gejala khas COVID-19, seperti demam dan batuk," tulis para peneliti dalam makalah mereka.

Baca Juga: Menurut Studi, Ini Golongan Darah yang Paling Berisiko Alami Kerusakaan Otak, Duh Hati-hati!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.