Penyakit vitiligo. (Freepik/Edited by HerStory)
Penyakit Vitiligo atau bercak putih pada kulit dapat menyebabkan masalah psikososial pada penderitanya. Penderita vitiligo bisa mengalami gangguan stres, kecemasan bahkan depresi bila penyakit auto imun pada kulit ini tidak diobati dengan baik.
dr. Sondang MHA Pandjaitan Sirait, SpKK(K), MPd.Ked, FINSDV, FAADV selaku Ketua Dermatapologi , KSM Dept Dermatologi dan Venerologi FKUI RSCM) mengemukakan penyakit ini dapat dideteksi secara kasat mata. Vitiligo ditandai dengan adanya bercak-bercak pada kulit akibat penghancuran sel pigmen kulit ini dapat disembuhkan.
Saat ini, tercatat 0,1-2% revalensi vitiligo atau setara dengan sekitar 5 juta penduduk yang mengalami Vitiligo. Penyebab penyakit Vitiligo belum diketahui, tapi penyakit ini enggak menular karena bukan penyakit infeksi.
“Vitiligo juga bukan penyakit kutukan, itu hanya mitos,” ujar dr. Sondang saat virtual media briefing Regenesis (21/6/2021).
“Faktor risiko penyakini ini termasuk riwayat keluarga atau penyakit autoimun lainnya, seperti hipertiroidisme, alopecia areata, dan anemia pernisiosa," lanjut dr. Sondang.
Vitiligo adalah penyakit kronis yang pengobatannya jangka panjang. Butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Salah satu pengobatannya antara lain dengan topical atau disinari. Untuk mencegah Vitiligo makin meluas, bercak putih pada kulit sebaiknya tak digaruk atau digosok.
Jika tak diatasi dengan serius, penderita Vitiligo bisa mengalami psikososial seperti stress, kecemasan, hingga depresi karena mendapat stigma tertentu. Untuk itu dibutuhkan support dari keluarga, lingkungan eksternal seperti teman, dan orang-orang terdekatnya.
Dr. Hanny Nilasari, SpKK(K) sebagai ketua KSM Dept Dermatologi dan Venerologi FKUI, mengatakan bahwa banyak orang memiliki persepsi yang salah, menganggap bahwa ini adalah penyakit menular bahkan penyakit kutukan, padahal vitiligo bukan penyakit menular juga bukan penyakit kutukan.
“Dengan memberikan support mental dan pengobatannya akan jauh lebih baik pada kesehatannya karena pengobatan ini membutuhkan waktu yang lama,” kata Dr. Hanny.
Sebagai bentuk dari dukungan dan kepedulian terhadap pasien Vitiligo, Ron Pirolo General Manager Regenesis Indonesia mengatakan, PT. Regenesis Indonesia menghimpun sebuah gerakan untuk membantu para sahabat Vitiligo melalui Gerakan Self-Love Movement pada hari ini tepat pada Bulan Peringatan Hari Vitiligo Dunia.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.