Ilustrasi anak sedang mengalami tantrum. (Pinterest/Freepik)
Menjadi mandiri juga berarti terlatih dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Memperkenalkan anak pada pekerjaan rumah tangga di usia muda dapat membuat mereka lebih bertanggung jawab.
Selain itu, anak yang terlibat dalam pekerjaan rumah juga bisa mengembangkan keterampilan manajemen waktu dan hal pengambilan keputusan. Orang tua dapat meminta anak untuk membantu membersihkan rumah, melipat cucian, mengatur rak, dan lain-lain. Hal ini harus terus diawasi oleh orang tua ya!
Sebagai alternatif, orang tua juga dapat membuat bagan tugas untuk seluruh keluarga dan meminta semua orang di dalam rumah untuk mengerjakan tugasnya.
Pengambilan keputusan adalah keterampilan utama yang harus dilakukan seseorang ketika mencoba untuk mandiri. Ketika tahun-tahun pertama anak lahir, orang tua yang mengambil segala keputusan kehidupan si kecil. Namun, ketika usia anak terus bertambah, orang tua harus membiarkan anak mengambil keputusannya sendiri, misalnya memilih baju yang ingin dipakai atau memilih makanan yang akan dikonsumsi.
Dengan besikap seperti ini, anak akan memahami bahwa pilihan yang dibuat adalah penting dan mereka mampu membuat keputusan tersebut. Jika anak terjebak, orang tua harus mengingatkan anak dan juga ikut serta mengambil keputusan yang tepat.
Usaha anak untuk mandiri bukanlah hal yang mudah. Tentu akan ada beberapa upaya yang gagal sebelum akhirnya mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.
Sebagai orang tua, peranmu adalah untuk memuji upaya mereka daripada memuji hasilnya. Biarkan anak mengerti bahwa kegagalan membuat mereka lebih kuat. Hal ini juga dapat membantu mengurangi kecemasan lho. Bantu anak dalam menghadapi kesulitan dengan membiarkan mereka fokus pada upaya yang dilakukan daripada hasilnya.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.