Ilustrasi ibu sedang menyuapi bayinya. (Freepik/Edited by HerStory)
Bayi memiliki perut kecil yang cepat terisi. Jadi, jika bayi sering mengonsumsi air putih atau cairan lain, seperti jus buah, sup, dan air kelapa, mereka mungkin menolak makanan utama. Ini mungkin menjadi masalah pada bayi berusia lebih tua yang sudah mendapatkan makanan padat.
Bayi memiliki rentang perhatian yang pendek dengan begitu menyebabkan bayi mudah teralihkan. Para ahli merekomendasikan untuk menjaga waktu makan yang tenang dan bebas gangguan untuk bayi dan balita. Penggunaan media, seperti menonton TV, saat makan dapat menyebabkan makan lebih cepat dan makan berlebihan karena kurangnya pengenalan isyarat kenyang.
Bayi mungkin sudah mengetahui makanan yang disuka dan kurang disuka berdasarkan penampilan, bau, atau rasa makanan tersebut. Seorang bayi mungkin menolak untuk mengonsumsi makanan yang tak disukainya. Beberapa bayi mungkin menolak untuk mengonsumsi makanan jika mereka memiliki pengalaman buruk dengannya, seperti tersedak.
Bayi mungkin menganggap makanan dengan berbagai bentuk, warna, dan tekstur menarik. Dengan begitu, bayi lebih cenderung bermain dengan makanan daripada memakannya.
Fase ini biasanya datang ketika bayi mulai makan sendiri. Situasi ini mungkin tampak menyusahkan bagi orang tua, tetapi sebagian besar bayi pada akhirnya akan keluar dari situasi tersebut.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.