Seorang anak laki-laki sedang berperan sebagai dokter dan bermain bersama boneka. (Pinterest/Freepik)
Dengan bermain boneka, secara tak langsung dapat melatih tanggung jawab anak sebagaimana ia yang memerankan karakternya menjadi orang dewasa. Serta bagaimana anak menyikapi menaruh dan merawat boneka itu sendiri menjadi salah satu cara menjadikan anak pribadi yang bertanggung jawab tak cuma pada boneka, melainkan pada hal yang lain juga.
Boneka dapat dijadikan media bagi Moms untuk mengenalkan anak pada kata-kata baru. Tak jarang, anak pun akan biasa berbicara sendiri bersama boneka (role play) yang secara tak langsung mengajarkan anak berkomunikasi.
Boneka sejatinya dapat dijadikan sebagai media agar anak mampu mengembangkan imajinasi mereka. Seperti membuat boneka seakan menjadi pasien, polisi, atau penjahatnya.
Bermain boneka dengan cara menggantikan baju, menidurkannya, atau bahkan menggendongnya, ternyata dapat mengasah empati anak lho, Moms. Karena dengan bermain peran bersama boneka, anak dapat mengenali dan mempelajari emosi melalui perasaan kasih sayang dan empati.
Nah, jadi anak laki-laki yang bermain boneka tak selamanya negatif ya, Moms. Asalkan anak tak menunjukkan gejala seperti belum mengenali identitas gendernya dan menyukai identitas lawan gendernya.
Kendati begitu jika menemui anak laki-laki masih menyukai boneka saat usianya sudah menginjak 5 tahun, Moms juga jangan terlalu khawatir. Bisa jadi anak menyukai boneka karena boneka ini lembut dan empuk.
Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.
Share Artikel: