Menu

Olahraga Jadi Aktivitas Rutin saat Pandemi? Ingat Jangan Berlebihan Jika Tak Ingin Hal Ini Terjadi pada Tubuh...

05 Mei 2020 16:15 WIB
Olahraga Jadi Aktivitas Rutin saat Pandemi? Ingat Jangan Berlebihan Jika Tak Ingin Hal Ini Terjadi pada Tubuh...

Seorang wanita sedang melakukan sit up. (Unsplash/Jonathan Borba)

HerStory, Jakarta —

Akibat pandemi COVID-19, kehidupan sebagian besar masyarakat dunia sangat berbalik. Ada orang yang biasanya sangat produktif, lalu jadi suka berleyeh-leyeh di rumah. Ada juga yang semakin produktif di masa karantina ini karena sudah bingung harus melakukan apalagi. Serta ada yang biasanya enggak punya waktu untuk olahraga, saat pandemi ini malah jadi rajin olahraga.

Nah, olahraga memang jadi aktivitas yang banyak dipilih untuk menghabiskan waktu di masa pandemi ini. Namun, para ahli menyarankan untuk enggak terlalu berlebihan dalam berolahraga.

Baca Juga: Mana yang Benar, Olahraga dengan Perut Kosong atau Saat Kenyang? Ini Jawaban Ahli

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), secara umum orang dewasa harus mendapatkan sekitar 5 jam dalam seminggu untuk olahraga moderat atau 2 setengah jam aktivitas yang lebih intens. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa olahraga lebih dari waktu yang direkomendasikan CDC enggak dapat meningkatkan manfaat kesehatan.

Satu penelitian mengatakan bahwa pelari yang ringan hingga sedang memiliki risiko kematian yang lebih rendah daripada orang yang enggak berolahraga sama sekali. Namun, beberapa orang yang berlari dengan kecepatan lebih dari 3 kali seminggu memiliki risiko kematian yang sama dengan orang yang enggak berolahraga. Artinya, jika berlari terlalu banyak dan terlalu intens, tampaknya bisa berisiko untuk kesehatan dan tubuh gagal mendapatkan manfaat dari olahraga lari.

Latihan ketahanan yang ekstrim, seperti ultra-maraton, juga dapat menyebabkan kerusakan jantung, gangguan irama jantung, dan pembesaran arteri, pada beberapa orang. Satu studi menemukan bahwa olahraga ekstrem yang berulang dapat "mengubah bentuk" jantung, menebalkan dinding otot dan jaringan parut.

Baca Juga: Pagi, Sore atau Malam, Sebenarnya Kapan Sih Waktu Terbaik untuk Olahraga?

Studi lain menunjukkan bahwa wanita lebih kecil kemungkinannya mengalami serangan jantung atau stroke, jika mereka aktif secara fisik setidaknya sekali seminggu. Tapi itu risiko serangan jantung dan stroke melonjak untuk wanita yang berolahraga keras setiap hari. Jadi, olahraga berlebihan tidak memberikan manfaat lebih dari olahraga ringan. Dan itu bisa lebih berisiko.

Baca Juga: Sambut Hari Kartini, NEUTROGENA Dukung Turnamen Cricket Putri Berkembang di Indonesia, Seru Abis!

Baca Juga: Sering Mendapat Gymtimidation? adidas Luncurkan Koleksi untuk Kamu yang Sering Merasa Terintimidasi Saat Olahraga di Gym, Intip Yuk!

Ketinggalan informasi bikin kamu insecure, Beauty. Yuk, ikuti artikel terbaru HerStory dengan klik tombol bintang di Google News.

Share Artikel:

Oleh: Nada Saffana